Laman

Senin, 29 Desember 2014

We are Batch-1! Pengalaman Seleksi Pertukaran Pelajar Nasional YES YP15/16

MIMPI ?
Sama seperti waktu kecil dulu, di pagi 5 atau 6 november 2014 aku bangun tiba-tiba karena argggghhh!
          Jadi, selama hari itu aku ngejalani aktifitas dengan biasa sampai akhirnya malam pun tiba, telfon dari ka Monda (ketua chapter Medan) masuk. Inti dari pembicaraannya :
1)   Kenapa kemarin Hpnya gak aktif?
2)    Aku diundang ikut seleksi YES di Jakarta
3)    Please, dzik! Terima! Kesempatan emas!
4)    Pasti ada yang gugur
5)    Masalah lulus atau enggak, urusan Tuhan
Oke! Ini udah ada nama TUHAN lo! Masih mau neko neko? Hehehe...
Meskipun harus ngorbanin waktu untuk ngisi Online Application YES yang sedikit lebih rumit dari AFS sebelumnya – ditambah dokter gigi soalnya wkwkwkw
So? YES itu apa? check di Bina Antarbudaya - YES PROGRAM
Kesimpulannya, selama 3 hari 2 malam, aku dan teman-teman yang terpilih di tiap Chapter bakal Ikut Seleksi Nasional YES di Wisma Handayani Jakarta.
 20 – 22 November 2014 (Batch-1)
21 – 23 November 2014 (Batch-2)
22 – 24 November 2014 (Batch-3).
Untuk Chapter Medan, Jakarta, Bogor, Karawang, Bandung, Banjarmasin, Samarinda dan Balikpapan masuk golongan Batch-1! I am the one of them (anak Medan ini lae!)

20 November 2014

Kita take off jam 07.50, jadi kami yang dari Chapter Medan harus udah sampai sebelum shubuh karena 2 jam sebelum berangkat udah harus check-in dan Jarak bandara Kuala Namu yang jauh dari pusat kota Medan.
(ki-ka) : Bimo - Dzikra
(ki-ka) : Rama, Tasya, Ulfah, Sonya
Kuala Namu International Airport
 DONE! 6 orang dari Chapter Medan sampai di Soekarno Hatta. Eeh! Kita di jemput, ada simbol YES gitu aseeek agak terharu gimana gitu ya? Wkw!
Ternyata udah ada 2 orang dari Chapter Banjarmasin, so.. kami 8 orang kenalan,  Selfie (waduuh) dan nunggu 4 orang dari Chapter Samarinda dan 6 orang dari Chapter Balikpapan.  Tapi, Samarinda dan Balikpapan di delay! Zzzzzz! Jadinya kita telat briefing. Anak-anak pulau Jawa udah duluan, seharusnya bareng jam 11.00 , kita malah sampai di Wisma Handayani Jakarta hampir jam 13.00 . It is OK! Yang penting kita bareng di bis! Hohooo

Detik-detik menjelang Test Dinamika Kelompok-1, okeeeh anak2 yang baru datang lari sekencaaang mungkin! Bagian terburuknya :
“Ketinggalan makan siang” -____- (Ehh! Memang ada kan makan siangnya?) [Oke! Lupakan!]
Dan kami yang baru masuk disambut meriaaah sama yang lain, kenalan, selaku anak baru jelas kepooo.
Udah pembagian kamar? Siapa ketua kamar? Ini gadget dikumpul kemana? Mananya nih daftar kamar kami yang baru datang? Ada tugas? Tugas apa? Form Pengenalan diri? Dikumpul besok jam 5 pagi? MANTAP!
Kita masuk Seleksi Dinamika Kelompok-1 ,
Kita dibagi tiap kelompok ada 3 atau 4 orang, sampai 12 kelompok. Well, di kelompok 10 Ada aku Dzikra (Medan), Chesya (Jakarta), Kris (Bogor) dan Salma (Banjarmasin), kita bahas apa? RIVER OF LIFE
Yaah, kita mengilustrasikan aliran perjalanan hidup kita dengan gambar yang kaya sungai mengalir, trus diceritakan, tiap kelompok ada 2 kakak panita. Tears? Of course! Bukan hidup namanya kalau gak ada kesedihan, tapi Alhamdulillah Allah meleburkan semuanya!
                                                ...
Selesai Ashar, kita Physco Test (Test kepribadian) tertulis, dilanjutin setelah Maghrib dan makan malam dengan Dinamika Kelompok-2, Hard to say :D , Perpaduan Tes Kepemimpinan dan Tes Visualisasi yang terdiri dari 4 sesi, tiap sesi ketua kelompok harus bergantian. Gimana ini? Example :
Sesi 1 => Dzikra dan ketua kelompok lain maju kedepan untuk lihat gambar, naah dalam waktu 10 menit para ketua kelompok harus balik ke kelompoknya dan menceritakan gambar apa yang harus diceritakan dengan ketentuan gak boleh megang alat tulis dan teman satu kelompok.
Sesi ke 2 sampai 4 ketua kelompok harus diganti dan peraturannya juga diganti. Of course! Gambarnya juga harus di ganti, jadinya tiap orang punya kesempatan untuk memimpin.

Sejak awal kami udah ditugaskan untuk mengisi form. Pengenalan diri yang harus diselesaikan sebelum jam 5 pagi esok hari. Oke! Kita harus bagi waktu!
Laki-laki di Batch-1 Cuma 10 orang, perempuan ada 36.
Se-Indonesia ada 145 peserta, 28 laki-laki dan 117 perempuan. Beda jauuuh
Dan di kamar ku 2204 Cuma ada 2orang, aku dan Rhajiv. Yang lainnya 1 kamar diisi 4 orang.
Malam itu aku ngisi form, ada 10 lembar yang tiap lembar terdiri dari sekian paragraf. Oke! Aku ngisinya random mulai dari yang paling ingin aku isi. Setelah udah 3 paragraf akhirnyaaaaa....

21 November 2014


Akhirnya udah jam 3.30 dan yaah! Masih 3 paragraf! KEEP CALM! ALLAH WITH US!
Alhamdulillah disitu semangat nulis dan otak lancar total dan sebelum jam 05.00 udah siaaap.
Dihari ini akan ada Interview, dibagi menjadi 2 sesi. Aku masuk sesi kedua yaitu siang. Sisi positifnya masih ada waktu mempersiapkan diri untuk interview.
Wokeeh, para cowok rata-rata udah siap interview sebelum jam 11 pagi, jadinya selagi menunggu shalat Jum’at, cerita deeh soal yang terjadi sebelumnya.
Well, diceita itulah tahunya kalau kita yang masuk sesi-II interview gak di interview langsung oleh pihak U.S. Embassy, kesannya mereka lebih beruntung, but it’s okay! Kita dapat jatah masing-masing hehe.
Okee! Jadi ceritanya si Ari dari balikpapan, pernah bermimpi jumpa kecebong raksasa dan akhirnya menggambarkan kecebong kembali di Physco-Test, hehe ;D. Trus beralih ke Timo yang ikut Olimpiade, aku kepoin dia soal pengalamannya ikut Olimpiade tingkat Internasional dan akhirnya dia jadiin aku korban KUNCUP!
(KUNCUP itu trik anak Jakarta buat ngejebak kita yang lagi gak fokus) 

Selesai shalat jum’at, makan siang, dan yup! Kita masuk Interview,
Anak laki-laki yang sesi ke-II ada saya sendiri, teman se-chapter Bimo, Fay dari Karawang dan Timo dari Jakarta. Selagi nunggu giliran yang lamanya minta ampuuuun. Kita bicara trus, mulai dari alam bawah sadar, cerita Bekasi yang di Bully, dan bolak-balik ngerjai KUNCUP!. 
Seketika anak Batch-II datang! Serasa senior, *ehh?
Akhirnya masuk ke Interview,
Yang interview kakak volunteer, tapi full English. Pertama pastinya pengenalan diri, yang aku ingat dari pembukaan awal Interview, di kalimat akhir yang aku ucapkan “Writing is my life”.
Dari pembukaan itu lahirlah pembahasan yang lebih lanjut, tentang pengalaman ku menjadi Ketua OSIS, konflik yang aku alami, kenapa suka menulis dll. Aku juga ditanya soal pendapatku tentang Amerika dan banyak lagi.

Setelah itu ngapain?
Makan malam dilanjuti dengan Essay Writing in English. Lalu beristirahat.
Ada kejadian apa aja di saat makan malam?
Semua pada sibuk kuncup! Anak cewek sibuk teriak “aaaaahhhh!” dalam nada manja, lucunya cowok2 juga ikutan. Hehehe...
Inisiatif malam hari
Malamnya kita anak laki-laki pada ngumpul semua ke kamar Ari, kita disitu ngeluari pendapat dan saran buat masing-masing dari kita yang bersepuluh. Dan tentang kita sendiri. 

Dan yaaa, kita dapat teguran dari kakak panitia, karena meski larut malam belum balik ke kamar tidur masing-masing.

Sabtu, 22 November 2014

Ini hari terakhir seleksi, pagi-pagi kita udah disuruh check-out, kemas barang masing-masing. Setelah sarapan kita ada SLEP (Secondary Level English Proficiency) test bahasa Inggris tingkat murid sekolah menengah.
Setelah itu? Handphone dikembalikan! So, we took so many photos!

Yang aku tulis disini, kurang dari separuh cerita seru dari sudut pandangku, karena tiap saat ada aja momen yang harus di kenang. Ini masih satu sudut pandang, gimana dengan teman yang lain? Gak terhingga mau berapa paragraf untuk nulis kenangan itu semua!
There is a video from Jenica!

Aku bangga bisa jumpa dengan anak-anak hebat se-Indonesia!
Bahagianya bisa menjadi bagian dari 46 Kandidat Seleksi Nasional YES untuk program tahun 2015-16

SALAM KUNCUP! Dari Batch-1, pencetusnya Timo, korban pertamanya Saya, distributornya Ari dan Rhajiv, dan akhirnya kita resmikan jadi salam khas batch 1. Hehehehe

Ada yang penglihatannya terbatas tapi bisa hafal 10 Juz Al-Qur’an plus super bijak, ada yang jadi pemenang olimpiade internasional, ada yang jadi Anggota PASKIBRAKA Nasional, ada anak band, ada yang eksis di blog, socmed dll. So proud to meet you!

Semoga kita bisa jumpa di lain waktu! 

Minggu, 30 November 2014

Melekat

Aku mengeluarkan tumpahan maut,
Dan aku sadar tragedi ini dimulai.
Sampai akhirnya harus aku berpikir lagi
Meski aku dijauhi, kelahiranku dirancang untuk menggemparkan

Kembali ke belakang bukan untuk menyesal,
Hanya melihat kembali seolah ada layar kaca yang menampilkan
Menampilkan yang terjadi dibalik layar,
Aku ingin pergi! Aku ingin akhiri!
Salah! Dilubuk hati terdalam aku berteriak,
Aku ingin mengikuti kata hatiku!

Katanya, aku akan dipanggil Tuhan.
Memang! Tapi enam belas buku sudah berlalu
Sementara di buku pertama sudah ada tragedi itu
Aku melihat yang tak terlihat dan mendengar apa yang tak terdengar
Akupun sadar kenapa harus enam belas buku, Terserah Tuhan mau buat apa.
Tapi dilubuk hati yang terdalam, izinkan aku menggoreskan pena itu, restuilah Tuhan!

Ku bawa pelangi dikira neraka, aku pun tak lelah Tuhan.
Ku bawa cinta dikira bala petaka, aku juga tak lelah Tuhan.
Ku bawa nyawa untuk mereka, engkau marah Tuhan.
Tapi aku tak mau sendirian Tuhan.

Akhirnya, malaikat datang. Siapa yang aku rindukan waktu kecil Tuhan?
Apa aku? Siapa aku? Darimana aku?
Temukan, Tuhan. Aku melihatnya hanya tak bisa menggapainya tanpa izinmu.
Ketika ia melakukan sebenarnya aku yang melakukan, begitu juga sebaliknya.
Dia terharu, aku juga. Dia tertawa melihatku, aku lakukan sesuatu untuknya.
Kami lepaskan, kami nyatakan, kami terbang dan kami hempaskan tubuh kami ke alam mimpi.

Dilubuk hati terdalam, aku ingin dan dia juga.
Terima kasih Tuhan sudah memberi nilai A di Tugas Takdir ku.
Tapi, izinkan kami lengket dan basah.
Maaf Tuhan, biarkan kami menghangatkan udara, satukan apa yang kami ciptakan.
Izinkan kami mewarnai dengan sensasi, basah dan hangat. Izinkan Tuhan, setiap hari.
Kami tak ingin membohongi diri kami, dan kami tak akan tunjukkan goresan kami ke orang lain.
Izinkan Tuhan, aku haus dirinya, dan dirinya haus akan diriku.

Bukan sekedar berbicara dan bertukar bahasa, tetapi bertukar yang lebih.
Bukan menatap tubuh tapi menatap perasaan.
Bukan mendengar suara biasa, tapi suara hangat.
Bukan sekedar erat, tapi dijepit.
Bukan yang biasa namun paling liar dari yang pernah kami tahu.
Bukan sekali, tapi seterusnya lengket dalam hati
Bukan bergonta-ganti, tapi tetap untuk kami saja.
Bukan sekedar angan-angan, tapi kepuasan yang tiada tara.
Lukiskan ya Tuhan.

Rabu, 12 November 2014

Lalu? ... ...........

Aku hidup, tumbuh dan berkembang. Sudah beberapa hari menuju 16 tahun. Seragam putih biru gelap dilalui – manis sekali. Semakin tumbuh, dan aku bertanya kenapa? Kenapa berbeda? Semuanya! Mulai dari yang terdalam sampai yang terluar.
Pastinya harus berjalan, lari, sampai akhirnya terbang, aku menemukan yang tak ternilai yang tercipta dari sesuatu yang tak ternilai dalam diriku Atas Izin Allah. Aku kembali kepada orang yang tak bisa kukatakan orang lain karena memang aku yang lain, lain sampai akhirnya diasingkan. Dengan keadaan diasingkan, berairmata deras, dan dilindungi oleh Kekuatan Maha yang tak terjabarkan, aku datang kepada mereka, tapi?!
Iya! Aku takjub, “Apa-apaan?!”, “Siapa yang begini, aku atau dia, atau mereka?!”, Aku berlari lagi kepada Malaikat utusan Tuhan, berteriak, tersedu-sedu, merengek, memohon. Bagaimanapun juga kondisinya aku punya akal tersendiri, pikiran tersendiri, perasaan tersendiri. Tak ada yang sama milikku dan seluruh malaikat dan makhluk luar biasa disekelilingku, tapi kenapa mereka berbuat seolah sama dengan mereka yang lain. Aku dikekang oleh umur, jabatan dan angka.

Ribuan kali aku memastikan perasaan selanjutnya dan berakhir dengan air mata **** ***** mereka. Lalu ... ........... Sebagai belas kasihan, aku juga harus, tapi diiringi *****

Minggu, 21 September 2014

Nyata atau Tidak?

Aku merasakannya,
Tapi orang kritis yang didominasi oleh apa yang tak mau kusebut bilang tak nyata,
Atau semua orang bilang itu tidak nyata?
Nyata?.. Nyata?.. Nyata?..
Orang - orang yang aku kagumi sebut itu menghantarkanmu kepada kenyataan
Ketika kamu merasakannya, seketika ia akan datang.
Datang sesuai yang kita bayangkan dan rasakan.
Yaa! Tuhan memeberikan kita kemampuan ini!

SELAMAT MERAIH!
- Dzikra Handika

Kamis, 31 Juli 2014

Sheila: YES! I am Crazy!

Aku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk. Tuhan memberiku Nikmat yang luar biasa! Nikmat Tuhan mana lagi yang ingin kita dustakan?

Mungkin ini tak segila dunia fantasi. Tapi, bagaimana mungkin ada perempuan menangis di tengah lapangan sekolah dan ditonton puluhan temannya? Ya! Dia Sheila Nabila, siswi kelas XII  di salah satu Sekolah Muslim ternama di negeri ini. Teman akrabnya pun tak berani mendekatinya, mungkin air mata Sheila berkata Biarkan aku sendiri dulu!.
Imran sangat heran, dia belum pernah melihat orang seunik ini. Well, Imran sebenarnya adalah kakak senior Sheila, tetapi Imran harus cuti satu tahun untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat sehingga Imran pun harus menjadi teman kelas Sheila di kelas XII.
“Dia tetap terlihat bersih ya, meskipun bajunya jorok kena debu” Imran memulai pembicaraan dengan temannya, Keanu.
“Haha... entahlah, itu cewe emang aneh” Keanu membalas
I’m crazy and I’m so proud!”, oh tidak! Sheila berbicara dengan keras dan lantang sambil tetap dalam posisi agak menunduk. Ok well, Keanu sudah mulai kikuk.
“Ya Ampun... Dia benar-benar mendengar dengan hati yang jernih, ya?” Imran sedikit menganga.
“Thanks ya buat pujiannya kak!” Sheila tetap bisa dengar meskipun suara Imran lebih pelan dari suara Keanu tadi. Seketika air mata Sheila berhenti. Dia menutup matanya sejenak, sambil mengucapkan sesuatu (... mungkin berkomat-kamit membaca mantra?) Sheila menarik nafas panjang tiga kali dan tadaa! Sheila membuka mata sambil senyum kepada jiwanya sendiri. Dia berjalan layaknya anak kecil yang bakal jadi pendekar wanita berkuda di masa mendatang. Teman-teman di sekolah terkejut melihat tingkah lakunya. Tapi itulah Sheila.
Tepat pukul 16.00, Sheila sampai di rumah. Ada secangkir teh yang masih hangat, pasti itu punya nenek!  Sheila mulai mengintrospeksi hari ini. Hari ini dia menangis di tengah lapangan untuk pertama kalinya. Jika kau bertanya padanya, tentu dia tak akan memberi tahumu meskipun kau adalah sahabat terdekatnya. Sheila memang begitu, bisa menangis sendiri secara tiba-tiba.
Sheila pergi keluar kamar, dan duduk di depan televisi tanpa ingin menyentuh tombol power.
“Hei! Ada cerita apa hari ini?” Nenek bertanya dengan nada ramahnya.
“Wah.. pasti seru nek, salah satunya Sheila dapat nilai 78 dalam Ujian Matematika bulan ini, nek!”
“Apa?!. Tujuh puluh delapan? Gak salah dengar?” Kalau soal ekspresi terkejut nenek yang lebai memanglah wajar. Biasanya Sheila mendapat nilai lebih dari 90 dalam Ujian Matematika, disamping teman sekelasnya mendapat nilai berkisar antara 75 dan 80 . Sekolah tempat Sheila belajar benar-benar memiliki standar yang tinggi dalam ilmu pengetahuan.
“Iya. Hihii!” Sheila tersipu malu.
“Sheila gak ada mulai pacaran kan?”
“Memulai cinta yang semu ya, nek? Enggak lah!”
“Trus kok bisa tujuh puluh delapan?
“Ya bisa dong, santai aja nek.. Kadang kita berada di bawah kok” Sheila pun menjawab sambil tersenyum.
Sheila melanjutkan, “Oh iya nek! Duduk sini dulu yuk! Sheila mau ngomong sesuatu”
Nenek pun berjalan mendekat, “Seperti ada yang ganjil nih!”
            “Sheila minta penjelasan tentang asal usul Sheila!”
“Asal usul apaan?” Mata nenek mulai was-was
            “Sheila gak puas kalau cuma tahu nama dan wajah dari foto ayah dan mama lima belas tahun yang lalu”
            “Mau Sheila apa? Kan sudah jelas nenek adalah ibunya mama kamu. Ayah meninggal di Singapura dalam perjalanan menuju bandara untuk pulang, mama dulu meninggal diiringi lahirnya adik kamu yang nyawanya juga gak bisa diselamatkan” Nenek berbicara sangat ekspresif dan Sheila menatap mata nenek selama beberapa detik.
            Seketika Sheila langsung memeluk nenek, bukan untuk menangis atau bersedih, tetapi Sheila bersyukur masih bisa hidup bersama nenek. Dan nenek pun tahu itu!
            “Kita gak pernah sendirian, ada Yang Maha Melihat”, Nenek meneteskan air mata dan langsung menghapusnya.
                                                            ...

            Sheila datang dengan ekspresi ceria – semua mata tertuju padanya. Sheila tak merasa risih sedikitpun. Tiba-tiba Imran datang, “Sheila! Semangat buat menempuh studinya ya!”
“Loh... kok tumben, kak? Tiba-tiba datang langsung ceplos gitu”
“Kan bagus, supaya kamu terbiasa dengan sesuatu yang tak terduga, hihi..”
Bel berbunyi, mereka berdua masuk kelas bersama, diiringi tatapan aneh Tiara yang duduk di bangku paling depan. Tentu saja, Sheila dan Imran yang selalu berpikir positif tak menyadari itu – sehingga mereka tidak membuang aura cerah mereka.
            “Ya ampun, 2 bulan lagi udah Ujian Nasional loh!” Febby berkata dengan ekspresi uniknya.
            “Kita sih rapopo” Keanu berkata dalam ekspresi datar – anehnya kenapa satu kelas bisa tertawa ya?
            “Aku yakin! Nanti Tiara dan Sheila bakalan dapat nilai sepuluh dalam matematika, kak Imran di bahasa inggris” Ayu berkata di tengah kelas dan menjadi sorot perhatian.
            “Ahh! Pasti kita semua dapat yang terbaik kok!” Imran berkata dengan lugas.
            Satu kelas berteriak, “Aamiin!”
Bapak ketua yayasan melewati koridor sekolah – seketika suasana kelas menjadi hening.
            “Ehh! Sheila...” Febby ingin mengatakan sesuatu yang ia sendiri tak tahu apakah ini kabar gembira atau kabar sedih untuk Sheila
            “Iyo, Feb?” Sheila menjawab dengan santai.
            “Ahh... gak jadi deh!” Febby memaksakan diri untuk tertawa.
            “Haah! Jangan jadi misterius kaya kak Imran ya, Feb!”
            “Apa?” Imran mendengar percakapan mereka
            “Adaww! Imran bukan misterius! Bahasa Imran terlalu tinggi dan bermakna, jadinya bocah kaya lu pada gak ngerti. Hahaa!” Keanu berkata dengan keras – Yakinlah! Bapak ketua yayasan mendengar.
            “Waduh! Si bapak berhati malaikat udah pergi belum?” Ayu bertanya meskipun ia sendiri tahu kalau Bapak ketua yayasan yang ia juluki bapak berhati malaikat sudah pergi.
           
                                                            ***
            Hujan turun menyamarkan suara bel pulang sekolah. Tapi, pelajar mana yang tidak tanda dengan khas bunyi bel istirahat sekolahnya? Murid yang tak sedia payung, mantel, dan jemputan mobil sebelum pulang masih berada di sekolah karena dihambat hujan.
            “Hujan itu indah, tapi jadi susah untuk pulang nih!” Sheila berbicara kepada Febby.
Tetapi Imran yang menjawab, “Mungkin ada takdir fantastis yang tak akan kita dapatkan kalau kita sekarang juga sudah dalam perjalanan pulang”
            Bibir Febby, Ayu, Keanu dan Sheila dikunci rapat oleh perkataan Imran yang dalam.
Disaat yang lain menatap hujan dari koridor, Keanu menoleh ke belakang, Tiara masih duduk sendirian di bangkunya, “Ehh.. Tiara! Ngapain disitu? Mau nyusun rencana buat ngejatuhi Sheila?”
            Tiara membanting buku! Tak segan-segan kursi pun ditendangnya! Tiara menatap tajam Keanu. Teman yang menunggu di depan kelas terkejut
            “Ehh.. apa-apaan ini?” Ayu datang menghampiri Tiara
“Jangan dekat-dekat!” Tiara berkata ketus.
            “Santai aja! Ayu itu banyak fansnya, seharusnya kamu yang jangan dekat-dekat ke dia!” Untuk pertama kalinya, Febby berkata dengan nada yang sangat tinggi.
            “Udahlah...” Mata Sheila mulai berkaca-kaca
            Imran mengambil bagian, “Aku gak tahu apa yang terjadi satu tahun yang lalu di kelas kalian. Tapi kenapa waktu itu Tiara ngambil buku Bahasa Indonesia milik Sheila diam-diam dan membasahi dengan air lalu dibuang ke tong sampah. Lalu, kenapa Tiara bohong ke Sheila kalau waktu itu akan ada ulangan matematika yang satu hari sebelumnya sudah diumumkan saat pulang, tepatnya saat Sheila sedang di toilet”
            “Di kelas XI kertas ujian Fisika Sheila dirobek sama si cewek ini!” Ayu membuat Tiara makin takut.
            “Hahaa.. bisa jadi semester lalu nilai rapor Sheila dikasih bumbu modifikasi. Kan, yang menulis nilai rapor dia! Kaya gini ya murid kepercayaan wali kelas?” Keanu menimpal.
            Tiara melempar buku ke kepala Keanu.
“Udahh!!! Jangan buat suasana tegang kaya gini!” Sheila berteriak.
            Dengan emosi luar biasa, Tiara membuka tutup botol minuman dan.... Sheila sudah basah kuyup di siram Tiara dan seketika itu Tiara melempar botol sekeras mungkin ke wajah Sheila.
            “Hei!” Ayu dan Febby berteriak, Tiara kabur. Seketika Keanu berlari memeluk kaki Tiara dan mereka berdua terjatuh. Siku Keanu dan dagu Tiara berdarah.
Febby mengambil kendali tangan Tiara dan tak ada yang menyangka Febby bisa seagresif ini.
            “Lepasin! Apa mau kalian?” Tiara berteriak kesakitan, Ayu juga ikut memegangi Tiara.
“Aduh.. gak pakai kekerasan kaya gini juga!” Imran mulai mengalirkan rasa paniknya.
            “Kalian gak akan ngerti!” Tiara semakin ganas
            “Biarkan Tiara bicara!” Imran membuat keputusan bijak.
“Aku gak mau hidup kaya gini” Tiara mulai diam seiring air matanya mengalir.
            “Sheila bisa mendapatkan apapun! Tapi, aku enggak!” Tiara menangis dan teriak – dua tiga orang mendekat. Ayu dan Febby melepaskan pegangannya ke tubuh Tiara. Tiara pun mengambil posisi duduk bersandar.
            “Aku juga mau liburan ke luar negeri kaya Febby, aku juga mau disukai banyak orang lebih dari Ayu, aku juga mau mendapat banyak sahabat seperti Keanu” Tiara mencurahkan isi hatinya semakin dalam – Keanu, Febby, dan Ayu bertatapan satu sama lain.
            Tiara melanjutkan, “Aku juga mau kaya Sheilaaa!!!” Tiara menangis semakin keras.
“Semua orang sayang Sheila meskipun dia agak aneh, semua laki-laki yang aku suka pasti dekat dengan Sheila. Sheila punya banyak prestasi dan mendapat beasiswa. Kalau ada kerja kelompok pasti semua berdoa supaya bisa bergabung dalam satu tim dengan Sheila...... “
            “Karena dia membangkitkan semangat?” Imran tahu apa yang harus ia katakan.
“Lebih dari itu! Semua orang juga pasti sayang dia! Kalaupun dia tak punya prestasi akademis sedikitpun, ataupun kecantikan wajahnya hilang!. Tapi kalau aku? Meskipun aku jenius tetap gak ada yang nyayangi aku” Tiara menangis keras hingga orang-orang berdatangan.
            Sheila menarik nafas yang dalam, “Tapi aku tidak sepertimu. Yang memiliki orang tua yang lengkap, punya kakak dan adik yang sepasang. Kamu memiliki keluarga yang utuh. Sejak kecil aku sudah kehilangan orang tua, ibuku meninggal di usia tiga tahun, lima bulan kemudian ayahku dipanggil Tuhan. Nikmat Tuhan mana lagi yang ingin kamu dustakan?”
            Semuanya hening, sepertinya Imran dapat inspirasi baru dalam proyek menyelesaikan Novel Fantasinya.

                                                            ***

            Ketika kamu menikmati, tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat. Seluruh ujian kelulusan sudah berlalu, hari ini adalah acara perpisahan dan kelulusan Tiara sudah memiliki pola hidup baru, Imran mendapatkan beasiswa penuh di universitas ternama milik Singapura. Sheila, Febby, Ayu dan Keanu lulus SNMPTN dan kuliah di kota yang sama.
            Di depan masjid sekolah, Sheila duduk sendirian – kini berdua, setelah Imran menghampiri.
            “Kenapa disini? Lulusan terbaik bakal memberikan pidato nanti tuh!”
“Handphone Sheila, mmm... lagi di charger di dalam masjid, duluan aja, kak”
            “Oke! Beri yang spektakuler ya!” Imran berjalan cepat menuju aula.

            Sudah lima belas menit acara berlalu, mungkin satu menit lagi adalah pengumuman lulusan terbaik. Ternyata benar! Sheila menjadi lulusan terbaik. Ketika “Sheila Nabila” diucapkan, semuanya bertepuk tangan. Tapi, dimana Sheila? Imran mulai gelisah karena dari tadi tidak melihat Sheila.
            Ada suara! Ada yang terjatuh! Keanu menghadap pintu Aula dan, “Sheila! Kamu kenapa?” Sheila menangis terduduk di lantai, handphone Sheila nampaknya juga habis terjatuh – peranti handphone Sheila berserakan di depannya. Seketika Sheila bangkit dari duduk dan menuju podium terisak-isak. Sheila mengambil microfon dan memulai pidatonya,
            “Ini adalah hari dimana seluruh hadirin yang terhormat dapat memanggil aku gila. Ini adalah hari dimana orang-orang yang membenci tangisan dapat menghujatku. Tapi, aku benar-benar bersyukur atas seluruh takdir yang Tuhan berikan. Bagaimana mungkin, aku bisa langsung menangis di tengah lapangan sekolah melihat bapak ketua yayasan memeluk anak beliau yang masih anak-anak. Bagaimana mungkin aku bisa percaya ayahku meninggal di Singapura tanpa ada bukti yang kuat? Apa yang Tuhan rencanakan dibalik meninggalnya  Kakekku saat aku lulus SMP? Apa karna ketika aku berumur tujuh belas tahun semua rahasia terbongkar? Kakek tahu aku akan menjadi anak paling menyesal di dunia kalau sejak dini tahu ibuku meninggal karena melahirkanku!
            Kenapa aku bisa menangis? Karena aku Lulusan Terbaik? Tidak! Bagaimana mungkin, ada seseorang yang Invite PIN BBM saya, dan langsung mengirim Voice Note hingga tujuh rekaman. Tahu darimana beliau? Kenapa beliau langsung mengirim Voice Note tanpa salam perkenalan? Ataupun PING!. Aku benar-benar bisa mendengar suara manusia di detik terakhirnya. Itu menyakitkan! Apalagi dia berkata bahwa ia adalah ibu tiriku yang bertabrakan dengan nenekku. Nenekku sudah meninggal. Disusul sepuluh menit kemudian, ibu tiriku yang meninggal, tepat ketika aku diumumkan sebagai lulusan terbaik. Aku benar-benar sebatang kara! Siapa lagi yang menemaniku di rumah?
Inilah momen yang paling menguras air mataku. Bagaimana mungkin aku tidak menangis menerima kenyataan bahwa aku harus berpisah dengan teman akrabku? Aku merasa kehilangan!
Seperti tahun sebelumnya, para lulusan terbaik menceritakan perjuangan keras mereka bahkan dari Masa Orientasi Siswa. Iya, disitulah perjuangan pertamaku! Aku berjuang untuk berbahagia melihat calon sahabatku dipeluk oleh ayahnya atau dikecup keningnya oleh ibu mereka. Tuhan benar-benar ingin menyadarkan aku bahwa motivasi hidup terbesar bukan dari orang tua, tapi dari diri sendiri. Aku tidak tahan, ayah! Jangan diam duduk di depan! Kemarilah! Sudah empat belas tahun kita berpisah, Ayah! Ibu telah membongkar semuanya! Bisa gak kita langsung pergi ke rumah sakit sekarang juga?!.”
Bapak ketua Yayasan langsung menghampiri Sheila dan memeluknya. Beliau adalah ayahnya. Sheila memang gadis yang tangguh. Bahkan ia mencintaimu tanpa harus mengenalmu terlebih dahulu. Ia tak segan bila harus menjatuhkan air mata dan bertumpah darah jika melihatmu sekarat.



Selasa, 01 Juli 2014

Datang dan Pergi

 Aku benar – benar ingin mati. Bukan karena putus asa, bukan karena aku menderita, tetapi karena aku sangat ingin berhenti berjalan, ataupun melihat semua ilusi yang ada di dunia fana ini. Tapi, Emily? Tidak... aku tak akan pernah mau meninggalkannya. Adikku, Emily harus tetap hidup meskipun dia buta. Dibalik kebutaan Emily, dia memiliki hati yang dapat merasa sesuatu dengan jernih.
            “Tristan?”
            “Tidurlah dahulu, aku tidak ingin tidur sekarang” Emily pasti memastikan apakah aku sudah tidur atau belum. Emily terdiam di tempat tidurnya, kami berada dalam satu kamar tetapi tidur di ranjang yang berbeda.
                                                            ...
Aku mencoba tidak panik. Meskipun beliau sudah tiada selama tujuh tahun terakhir, aku masih benar – benar ingat keteduhan dan ketenangan hati Ayah yang membuatku terinspirasi. Manusia selalu mendapat takdir yang baik, pikiran dan perasaan kitalah yang membuatnya buruk.
            Emily menghilang! Dia tidak berada di tempat tidur. Kemana gadis kecilku? Anak berumur dua belas tahun dalam kondisi buta tak mungkin dibiarkan saat fajar begini.
            “Emily?!!!!..” aku berteriak di depan pintu rumah.
            “Dia menangis” bibi Kane muncul sambil berkata lirih kepadaku – sepertinya ada air mata yang terbendung. Dia berjalan mendekatiku, “Doakan ibumu selamat, nak... maaf aku terlalu tua untuk mengejar adikmu, percayalah mata hatinya tak akan membuatnya tersesat, aku harus mengurus suamiku yang sakit dan ketiga cucuku”
            “Terima kasih atas segalanya bibi Kane”, aku berusaha menutupi kepanikan – tapi pasti mataku tetap menunjukkannya.
            Aku berlari menuju pantai yang jaraknya hanya dua ratus meter dari rumah, lampu kafetaria di sekitar pantai ini pun belum hidup. Aku tidak tahu kenapa aku rinduku sedang menggebu – gebu kepadanya, biasanya sehabis bangun tidur aku melihat wajahnya, tapi sekarang tidak – seperti ada yang kurang. Aku termotivasi bukan karena takut Emily akan tersesat, diganggu oleh orang jahat yang biasa berada di bar sekitar pantai sepanjang malam, ataupun kecelakaan ketika menyebrang – aku benar – benar merindukannya.
            “Tristan!” syukurlah, Emily masih selamat dan anehnya dia memanggil dari belakangku, aku menoleh dan mengikutinya – sampai akhirnya aku sadar, bahwa itu khayalan, aku tak sadar aku menyebrang, sebuah mobil truk siap menabrakku.

                                                                        ...

            Aku terbangun dan tentu saja ruangan yang seperti ini hanya ada di rumah sakit.
“Tentu semua ada hikmahnya”, astaga – aku terharu mendengar suaranya yang penuh cinta.
            “Ibu!” air mataku menetes deras, empat hari tidak bertemu dengan Ibu, rindu ini terbendung.
            “Tepat hari ini, seseorang meninggal di rumah sakit ini, dia pernah berwasiat jika di hari dimana ia meninggal ada seorang pasien ataupun pengunjung yang buta, maka ia bersedia matanya di donorkan. Emily sedang di operasi, nak!”
            Berita itu membakar rasa sakit yang membakar tubuhku. Aku benar – benar tak terbakar rasa sakit lagi!
            “Selamat ulang tahun yang ke lima belas, Tristan” rambut coklatku dibelai, aku makin bahagia. Aku menutup mata, berdoa dan berharap. Membuka mata dan.... kenapa orang – orang yang kusayang menghilang? “Ibu!!!!”
            Seorang dokter datang kepadaku, “Maaf... Ibu anda sudah memberikan matanya kepada adik anda, siang tadi bus yang ibu anda tumpangi kecelakaan, anda harus sabar menerima takdir bahwa ibu anda satu – satunya korban jiwa dalam kecelakaan itu.



Jumat, 27 Juni 2014

(#2 Day) MOS SMK Telkom Medan 2014

Hari kedua, mantab :D . Udah hari kedua aja nih. Di hari ini dijamin bakalan seru karena ada TES MENTAL .
Well, di pagi hari di depan gapura sekolah para kakak MOS memeriksa kelengkapan atribut MOS mereka~ Bagi yang gak lengkap dan terlambat, kena punishment jalan jongkok dari gapura sekolah sampai ke Lapangan. Bukan maksud menyiksa, tapi emang karena biar gak lelet, gesit, supaya besar nanti rezekinya lancarr.. Aamiin...
Kita masuk ke acara Upacara Pembukaan MOS - setelah 1 hari sebelumnya Gladiresik.
Jujur sih yaa, waktu aku di MOS, ngebarisin kami susah banget. Tapi.. mereka enggak, mereka baik dan patuh loh, jadinya ngebarisin mereka di Lapangan cepatnya bukan main.
....
Akhirnya mereka kena AC juga B) . Setelah upacara langsung ke Aula untuk mengikuti penjelasan ISO 9001 SMK Telkom sandhy putra Medan. Naah, ketahuan ada yang ngatuk... HAHAHA
...
Setelah itu, ibu cantik yang baik tak lain tak bukan ibu Maimun sang guru BP menjelaskan seputar kedisiplinan sekolah dan bidang kesiswaan. Disini seru nih, banyaaaak motivasinya. Semoga kita semua makin semangat belajar, Aamiin!
...
Masuk kepada acara paling seru -> GAMES!
...
Disambung ke ISOMA, Tes Mental dan pulang..
Sebenarnya banyak, tapi ntar dilanjutin. Wkwkwwk

Selasa, 24 Juni 2014

(#1 Day) MOS SMK Telkom Medan 2014

Masa Orientasi Siswa (MOS) T.A. 2014/2015

Well... well.. Untuk 3 hari ini, nama saya berubah menjadi ZIKI B)
Jadi begini.. pastinya setiap sekolah akan mengadakan acara Masa Orientasi Siswa untuk para siswa baru nya - Begitu juga dengan SMK Telkom Sandhy Putra Medan, kebetulan jadwalnya mulai dari 24 Juni - 26 Juni 2014. Dan Alhamdulillah, saya terpilih jadi Kakak MOS :)
Menjadi kakak MOS juga menjadi challenge tersendiri, karena kita bakalan menjadi Contoh buat adik kelas kita. 

#1 DAY
Pada jam 07.15 para adik kelas dibariskan dilapangan untuk diarahkan. Then, sekretariatan membentuk 15 Kelompok. 1 Kelompok terdiri dari 2 Kakak MOS + 18 - 20 siswa baru. Di Mading dan di dinding belakang mushala sudah tertempel nama mereka, so.. mereka mencari sendiri "Dikelompok manakah aku berada?' Lalalala...... Dalam waktu sesingkat mungkin, mereka harus mencari di ruangan mana markas kelompoknnya berada. Well, semua markas kelompok berada di Gedung A sekolah.
Naah, berhubung saya jadi kakak MOS di Kelompok Wi-Fi (Kelompok 5), cerita - cerita unik Kelompok 5 bakal agak terexpose. 

Alhamdulillah... kesan pertama perkenalan kelompok kami terkesan manis. Adik - adiknya pada ceria, gokil, dan tidak melanggar batas, so.. saya dan Kak Watchi (Kak Desma) gak capek - capek marahi mereka. Ok well, kami gak mau ngedramatisir, inilah kami dan inilah cara kami ^_^

Then, agar MOS ini benar - benar bermanfaat bagi mereka. Saya dan kak Desma membuat peraturan dalam perkenalan, mereka harus mengenalkan 7 aspek dalam diri mereka, terserah mau itu apapun yang penting 7 aspek dalam diri mereka. Bagi yang memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris bakal aku kasih reward di hari ke-3 => Selamat buat CHELSIA :D

Oke, sayangnya mereka pada lambat buat nyari tahu "Aku harus ngenalin apa ya?" , kecuali Dian Aries Alfatah :D Selamat yaa dek, semoga semakin sukses karena sejak muda begini, kamu sudah sadar kalau manusia itu terlahir unik. Well, dari sinilah tantangan kami selaku kakak MOS buat menemukan keunikan mereka.

The Uniqe of #5 Group (Wi - Fi)
Well, 20 orang adik MOS ku unik, gak sia - sia waktu mereka perkenalan, bagi yang gak catat atau yang gak ingat nama teman sekelompoknya bakal kena punishment . Jadinya, kami kasih waktu 15 menit untuk saling tanya, lucu ngeliatnya HAHA :D pada ribut - ributan kenalannya dan nyatat nama temannya. 
Adik - adik MOS ku ini mulai dari daerah - daerah Sumatera Utara sampai ada juga yang dari Blora, Jawa Tengah B)...

Back to the Topic :}
Well, 1 hari sebelum MOS (Setelah mereka melakukan psikotest) kami panitia MOS ngebagiin selebaran kertas buat apa aja yang mereka bawa. Ada karton, plastik, gunting, isolatip, karung, tal, dlli. Well, degan instruksi dari kakak MOS, dalam waktu 30 menit mereka sudah harus membuat topi, bet nama, rompi, tas, dll sekreatif mungkin..

Lalallalala... Hari berlalu, kita menghabisi waktu untuk selanjutnya untuk sharing, latihan upacara. Btw, sep yaa buat Anggi, Chelsia, Sigit dan Farhan, kalian udah berani ikut seleksi pengisi upacara pembukaan MOS 2014/2015 SMK Telkom Sandhy Putra. Brrr.. Kita sharing, upacara, lalu makan bareng di Aula. Alhamdulillah, para adik kelasku makannya lahap dan habis, karena bagi kelompok yang gak habis makanannya, itu makanan yang gak habis dicampur menjadi satu tempat dan di makan bareng - bareng.

Well, sebenarnya cerita uniknya banyak lagi. Tapi ntar deh di detailin :) Oke...

Minggu, 15 Juni 2014

Be Yourself

It's great when we find great people.
They can talk bravely, sing beautifully, make a great art, run faster and many more...
But, do we know that deep exploration is when we explore ourselves?
YES! Just be yourself! Nobody is perfect.
Just realize that we have a weakness, is a  great step to find ourselves.
Explore yourself! Can you feel comfortable in your heart?
Find it! To find it by thinking is not enough :)
Feel yourself, feel... feel...

Congratulation for us! And be Yourself!

Minggu, 08 Juni 2014

Pengalaman Seleksi Pertukaran Pelajar Tahap III - Bina Antarbudaya

Halo semuanya! :)
Yang Lulus Seleksi Bina Antarbudaya Tahap II dari Chapter Medan berjumlah 54 orang. Then, ternyata ada orang yang mengundurkan diri dan tidak datang ketika seleksi. Mimi salah satunya :') Semoga sukses dengan pilihannya

Well, di Tahap III dibagi menjadi 2 Gelombang :
Gelombang I masuk jam 07.00
Gelombang II masuk jam 10.30
         Aku rasa, dari Interview Tahap II, psikolognya tahu mana yang disiplin dan mana yang enggak. Yang kurang disiplin kaya AKU -__- dimasukin Tahap I. Yang disiplin kaya Laras dan Robby masuk Gelombang II Ahhh sudahlah

      Tes Tahap III adalah dinamika kelompok. Apa itu? Kita dibentuk menjadi beberapa kelompok + Dikasih sebuah permasalahan (didiskusikan dan dipresentasikan) , Further info => Baca blog Bina Antarbudaya Medan HAHAAA

Eng ing enggg!!! Aku gelombang I! Bareng Ersonya (SMAN 3 Medan - Udah kenal dari tahap II broo B) ) , Fauzan (SMAN 1 Matauli Pandan Sibolga), Fitri (SMAN 2 Plus Sipirok), Aldo (SMAN 4 Medan), Nisa (gak tahu sekolah mana)

Oke well, test nya itu di lantai III sekretariat Bina Antarbudaya Medan. Awal masuk kami pada pasang batch nomor di dada kami, trus juga di punggung *serius! . Iyaa, kan jurinya ngeliha pake nomor. Then, selagi menunggu, kami kenalan dong pastinyeee... Asli teman - teman kaya mereka KEREN! Sampai akhirnya kami masuk, berdiskusi, dan...... Itu sulit dijabarkan momennya :')

- Sebuah keindahan untuk membagi hak :)
- Sebuah keindahan untuk menahan diri :)
- Sebuah keindahan untuk mensyukuri :)

Sekian... Ntar disambung ngedetailan moment di Tahap III ini yeeee...

Minggu, 18 Mei 2014

Pengalaman Seleksi Pertukaran Pelajar Tahap II - Bina Antarbudaya

Menjadi bagian dari 95 orang yang lulus Tahap I untuk Chapter Medan itu LUAR BIASA.
Then, aku dan 94 sahabatku yang lainnya masuk ke Tahap II *yeeey!!!*
Tes Tahap II ini terdiri dari :
1. Interview Kepribadian (Bahasa Indonesia)
2. Inerview Bahasa Inggris

Yang berbeda dari suasa di YPPIA Medan jika dibandingkan ketika Seleksi Tahap I adalah: Tes Tahap I lebih rame. Untungnya, siswa yang ikut tes di Sub-Chapter Medan (Sibolga - SMAN 1 Matauli Pandan) saat Tes Tahap I, harus datang ke Medan untuk ikut Tes Tahap II.

Well, selama nunggu giliran, momennya keren!! Cerita bareng teman - teman baru yang asik. Yang bikin lebih unik lagi, setelah aku lihat baik - baik, banyak orang yang cuma gabung dengan teman sekolahnya yang lain. Tapi tidak dengan kami. Kami yang terdiri dari: aku (Dzikra - SMK Telkom SP Medan), Robby, Laras, Josua, Ersonya, Mimi dari SMAN 3 Medan, Chairunnisa dari SMAN 12 dan Rahma dari SMAN 2 Tebing Tinggi.

"Dunia itu luas, namun menjadi sempit jika dengan ketetapan Allah" - Imam Syafi'i

Laras udah gak asing lagi, dia panitia perlombaan SEC Anniversary di sekolahnya, Robby itu teman SMP, Chairunnisa ternyata pacar teman SMP ku wkwk, Mimi teman sekelasnya temanku ketika les dulu dll.

Kami dipanggil secara random, ketika Josua sudah di interview 2 kali, Mimi, Chairunnisa dan Rahma sama sekali belum di panggil, aku lebih duluan di panggil daripada ersonya, laras, said robby tapi ternyata, mereka lebih duluan di panggil di Interview kedua mereka. Zzzz...
--------------------------------------------------------------------
0043!! Kak Alexandra kandidat AFS Italy 2014/2015 manggil, aku berdiri dan "ini kak" (kok gak bilang hadir aja sekalian biar kaya di  kelas :V)
Aku diantar ke Ruang 2, aku di suruh nunggu, sang interviewer lagi ngelihat berkas - berkasku... sudah 2 menit eng ing eng  aku di suruh masuk.
Well, yang interview kak Rumonda ketua chapter, satu lagi lupa namanya.. Aku dapat pertanyaan
tentang keluarga, SMK, Bina Antarbudaya, dll.. Oke, disini aku kurang puas.... Sekarang PUAAAS BANGET (Editan)

So, Intinya kalau mau sukses Tahap ini,
1. Jadi apa adanya kamu aja
2. Rileks

Udah, gak banyak - banyak 2 itu aja! Tapi dengan cara simpel ini, bisa menghantar kamu ke masa depan yang jauhhhhhh lebih baik :)
[Lulus Bina Antarbudaya]

Oke! Good luck buat adik - adik yang tahun depan ikut.


Kamis, 15 Mei 2014

SMP Negeri 18 Medan, Pencipta Karakter, Semanis SMA

              Kata orang, masa SMA adalah masa yang paling seru. Anehnya, ketika saya lulus SMP, abang (kakak laki - laki) saya yang sudah 2 tahun duduk di SMA berkata, "Lebih enak teman - teman SMP", dan sebelmnya saya pernah berpikir, "Kan anak SMP sekarang udah jago main social media, aktif di organisasi, di mall juga banyak tuh anak SMP yang berkeliaran pake baju seragam di jam pulang sekolah, anak SMP juga banyak yang corat - coret sehabis ujian nasional, bisa jadi masa SMP gak kalah manis dengan masa SMA di zaman sekarang". Sampai akhirnya, saya menyimpulkan :


"Semua tergantung kondisi"
Abang saya memilih teman SMP toh karena di SMP nya banyak sekali teman SDnya, sementara di SMAnya, tak ada satupun teman SMP satu sekolah dengannya. Faktor kepribadiannya yang tertutup kali ya?


Well, awal masuk putih abu - abu aku ngelihat tweet kakak alumni SMPN 18 yang udah kuliah, dia bilang masa sekolah terindahnya di SMPN 18. Selang 1 tahun aku di putih abu - abu. Nggak tahu kenapa, di sekolahku sekarang (SMK Telkom Sandhy Putra Medan) yang banyak menciptakan momen tak terlupakan karena kegiatan sekolahnya yang fun abis! Aku sama sekali belum bisa mihak mana lebih enak masa SMP atau SMA. Serius! Aku cuma berpikir, "Andai aja teman - teman SMP satu sekolah disini, SMK Telkom Medan akan gempaarrr punya murid asik kaya gitu!" Haaha :D.
Intinya, i love 6A SDN 064979, IX - 7 SMPN 18, dan kelasku saat ini tentunya X TKJ 1 SMK Telkom Medan.
Akhirnyaa, izinkan saya mengupas indahnya masa SMP ku.


Setelah berhasil masuk SMPN 18 di urutan peringkat 143 Nilai Ujian Nasional, masuklah aku di kelas VII - 7. Di hari pertama masih rada kesal "kenapa aku harus pisah sama teman SDku?" dan setelah masuk kelas aku duduk di bangku yang paling belakang, dan aku menaruh dagu ku di tas yang kuletakkan di atas meja. Semua pada sibuk kenalan, bahkan langsung ketawa ketiwi bareng, naah aku? Tidak! Sampai akhirnya Robby datang dan setelah tamat SMP ini Robby bilang, kesan pertama dia jumpa aku, "Kau kukira dungu, tapi aku yakin kau pintar dan pasti pintar" wkwkw, ada - ada aja :D.


VII - 7 yang polos


Kami di MOS, Alhamdulillah MOS di SMPN 18 gak se-extreme di SMA kata orang. Asli gak pake properti aneh kaya yang dibilang teman SDku di SMP barunya. Serius aja sifat temanku unik - unik semuaa!! :D . Ada yang latah, cowok tapi jabir, pikiran fantasi yang sangat fantasi, dll. Dulu sih belum terbongkar. Yaa, kelas VII - 7 adalah masa kepo, kepo nanya - nanya in "Eh.. itu kakak itu siapa namanya?", pokoknya semua yang trending di sekolah di kepoin. Kami adalah sekumpulan anak lucu yang nurut kata guru, ngelakuin sesuatu yang bodoh tapi selalu mengambil pelajaran di balik itu.


VIII - 7 yang 4L@y


Hufft! Untungnya kami semua gak pisah seperti rumor - rumor yang kami dengar, naik kelas bakal di acak lagi. Yaa, kelas 8 masa teralay! Semua pada gencar di Social Media mencurahkan isi hati, banyak yang labil, yang diam udah mulai bandel, pembahasan udah entah kemana - mana, sudah banyak juga yang mulai malas buat PR. Aah, sulit dikatakan! Di awal kelas 8 lah sistem ngegroup mulai menumbuh.


IX - 7 yang luar biasa


Disinilah benih ngegroup hancur sudah, semua membaur jadi satu. Di masa kelas IX ini nama SMP Negeri 18 Medan makin terpandang. Adik kelas kami yang baru pada lucu - lucu semua :D dan pastinya Qualified.


Adaaw, capek ngetik... ntar dilanjutin yaa. Panjang ini.. Wkwkwk....