Senin, 19 Juni 2017
Sabtu, 17 Juni 2017
Nikmat
Nikmat?
Kau tahu nikmat seperti apa yang membangkitkan jiwaku?
Bukanlah fantasi dewasa, tapi indahnya aura si nyonya puisi.
Habis sudah birahiku diterbangkan sajak;
Nafsuku dibawa akal sehatku memaknai puisi.
Apa kau tahu... mengapa puisi abadi?
Puisi melahap sekian menit waktu penikmatnya;
Tak sekali saja, namun hampir ditiap kesadaran harian.
Terulang lagi, terbaca lagi, terngiang lagi.
Dipahami lagi, dimaknai lagi, dirasakan lagi.
Akar pencari makna pun tumbuh di jiwa penikmatnya.
Sudah takdirnya,
penikmat puisi bukanlah manusia biasa.
Getaran yang mereka pancarkan,
secara halus menggerakkan dunia.
Selasa, 13 Juni 2017
Pantas
Manusia bernafas, manusia bergerak.
Manusia berbicara, manusia berpikir.
Pastinya, manusia memutuskan perasaannya.
Mengambil alih? Lawannya mustahil.
Ambil kendali alur pikiran
Ambil kendali alur perasaan
Hingga sang keberanian datang untuk berkompromi dengan takdir.
Ketidaksiapan membawa kesedihan
Ketidaksiapan pun kadang pantas dirasakan,
sebagai penampar orang-orang yang tak mau mengambil alih
Yang menyadarkan diri,
secara perlahan... ada yang membawanya kembali ke arah hakiki.
Ada panggilan untuk memantaskan diri
Memantaskan diri untuk mendapatkan takdir terbaik.
Atas pikiran, perasaan, dan tingkah laku,
Apapun yang kita miliki hari ini
Apapun yang kita miliki di hidup ini
Baik atau buruk, kita semua pantas menerimanya.
Selasa, 06 Juni 2017
Muda
Terlahir paling akhir
Tapi, ada keharusan menjadi paling mutakhir.
Terakhir di hierarki
Namun, motivasi paling atas.
Ketika orang mempraktekkan yang sudah ada,
Kubiarkan filosofi menyentuh jiwa.
Ketika orang berambisi,
Kubiarkan alam semesta membantu.
Belakangan lahir,
Namun sudut pandang membawaku ke depan.
Di usia mudaku, kuciptakan keberuntunganku.
Minggu, 04 Juni 2017
Tarikan
Dulu, aku melaju jauh
Dulu, aku makan kesempatan yang ada
Dulu, semuanya aku genggam
Sampai, tangan kananku menampar diriku sendiri
Takut dan gelisah pernah datang
Hartaku hilang dibawa keterpurukan
Rasa kehilangan harta, menghalangi berlian baru untuk datang.
Ada sesuatu yang mengganggu tidurku
Ada sesuatu yang mengacaukan pikiranku
Ada sesuatu yang menarikku kebelakang,
Sehingga susah bagiku untuk memulai lagi.
Ada yang menarikku,
kesempurnaan lah namanya.
Ialah nyonya ilusi,
Ialah tuan yang menakutkan.
Aku berbicara dengannya
Kuceritakan kesedihanku
Kuikhlaskan alam semesta melakukan apa saja
Sampai akhirnya, tarikan ini pergi.
Kesempurnaan ini meninggalkan aku sendiri.
Kini, kebijakan alam semesta pun datang.
Ia siap mengatakan bahwa aku, jiwaku, dan ideku, tidak sempurna.
Namun, itulah yang membuat cerita hidupku sempurna.
Langganan:
Postingan (Atom)