Laman

Sabtu, 18 April 2015

Senyuman Untuk Darah Adik Tercinta

Namaku Randi, aku memiliki adik perempuan kembar bernama Rina dan Rini. Umur mereka lebih muda 5 tahun dari umurku. Rina adalah perempuan cerdas, sehat, dan aktif berbicara. Sementara Rini adalah perempuan seniman, yang agak pendiam dan lebih sering terkena penyakit daripada Rina.
Sepanjang tahun 2005-2008, kami selalu tidur bertiga di kamar yang sama. Hampir sepanjang tidur aku selalu memeluk Rini, agar ia cepat tidur karena Rini memiliki jam tidur yang berantakan. Rini sering tertidur di waktu yang tidak tepat. Pernah ia tertidur ketika seluruh anggota keluargaku bercanda tawa di dalam mobil, saat aku menonton film bersamanya ia malah tidur, dia juga pernah tertidur di toilet sekolahnya selama empat jam.
Pada Agustus 2013, aku melanjutkan studi ke salah satu universitas di luar negeri. Sehingga, aku harus berpisah dengan keluargaku dan hanya memiliki dua kali kesempatan dalam setahun untuk kembali pulang ke rumah. Ibuku sering bercerita padaku via sambungan telepon kalau Rina semakin berprestasi, dan ibuku berkata bahwa aku adalah alasan mengapa Rina semakin menggali potensi dirinya untuk meraih sebanyak-banyaknya piala dalam kompetisi. Aku jarang mendapatkan kabar tentang Rini, karena keadaan Rini selalu seperti biasa, tanpa ada hal yang berubah.
Aku berjanji pada keluargaku bahwa aku akan datang ke rumah pada tahun baru 2015. Tiga hari sebelum tahun baru, aku mendapatkan kabar bahwa Rina menjadi peringkat 1 umum di sekolahnya. Aku semakin bangga memiliki adik seperti Rina yang memiliki kegigihan dan kecerdasan luar biasa. Tapi aku juga tidak boleh tidak bangga pada Rini, karena Rini juga pandai melukis dan tidak terlalu terbelakang dalam akademik. Waktu itu juga, ibu mengabarkan bahwa Rini pernah tertidur semalaman di kamar mandi, aku sedikit tertawa mendengarnya.
Ketika aku sampai di bandara kota asalku, ayah menelponku untuk memberitahu bahwa ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah karena menghadiri suatu acara dan akan kembali pulang pada sore nanti. Sementara, Rina dan Rini ada di rumah. Aku bergegas menuju rumahku. Ketika aku sampai, aku memanggil Rina dan Rini namun tak ada suara siapapun. Aku memeriksa mereka, tapi mereka tak ada disana.
Karena aku mendengar suara air mengalir di dalam kamar mandi, aku menyadari bahwa tubuhku sekarang sangat gerah dan aku berpikir bahwa aku harus mandi. Lalu, aku mengambil handuk dan sabun di dalam koperku dan menuju ke kamar mandi.
Ketika aku membuka pintu kamar mandi, aku menemukan Rini disana. Ternyata kebiasaan buruknya belum berubah, sekarang ia sedang tidur di dalam bak mandi. Karena melihat wajah Rini, aku jadi semakin ingin bertemu Rina, lalu aku keluar membiarkan Rini tidur dan berlari mencari Rina.
Aku semakin terbayang wajah Rina. Rina memiliki tahi lalat di dagunya dan memiliki bibir yang sedikit lebih tebal daripada Rini. Aku mencarinya ke luar rumah. Akhirnya, kutemukan ia di sebrang jalan dan berlari kepadaku untuk melepas rindu.

Tiba-tiba, sebuah truk lewat. Rina tidak melihat kanan dan kiri ketika menyebrang jalan. Akhirnya tubuh Rina terhempas ditabrak oleh truk mengeluarkan darah yang begitu banyak. Orang-orang berdatangan menghampirinya dan segera menolong tubuh Rina yang terkapar. Sementara aku, terdiam tanpa ada rasa terkejut, dan sangat bahagia melihat Rina ditabrak oleh truk. Sekarang, aku benar-benar berharap agar Rina segera mati. 

4 komentar: