Namaku
Randi, aku memiliki adik perempuan kembar bernama Rina dan Rini. Umur mereka
lebih muda 5 tahun dari umurku. Rina adalah perempuan cerdas, sehat, dan aktif
berbicara. Sementara Rini adalah perempuan seniman, yang agak pendiam dan lebih
sering terkena penyakit daripada Rina.
Sepanjang
tahun 2005-2008, kami selalu tidur bertiga di kamar yang sama. Hampir sepanjang
tidur aku selalu memeluk Rini, agar ia cepat tidur karena Rini memiliki jam
tidur yang berantakan. Rini sering tertidur di waktu yang tidak tepat. Pernah
ia tertidur ketika seluruh anggota keluargaku bercanda tawa di dalam mobil,
saat aku menonton film bersamanya ia malah tidur, dia juga pernah tertidur di
toilet sekolahnya selama empat jam.
Pada
Agustus 2013, aku melanjutkan studi ke salah satu universitas di luar negeri.
Sehingga, aku harus berpisah dengan keluargaku dan hanya memiliki dua kali
kesempatan dalam setahun untuk kembali pulang ke rumah. Ibuku sering bercerita
padaku via sambungan telepon kalau Rina semakin berprestasi, dan ibuku berkata
bahwa aku adalah alasan mengapa Rina semakin menggali potensi dirinya untuk
meraih sebanyak-banyaknya piala dalam kompetisi. Aku jarang mendapatkan kabar
tentang Rini, karena keadaan Rini selalu seperti biasa, tanpa ada hal yang
berubah.
Aku
berjanji pada keluargaku bahwa aku akan datang ke rumah pada tahun baru 2015.
Tiga hari sebelum tahun baru, aku mendapatkan kabar bahwa Rina menjadi
peringkat 1 umum di sekolahnya. Aku semakin bangga memiliki adik seperti Rina
yang memiliki kegigihan dan kecerdasan luar biasa. Tapi aku juga tidak boleh
tidak bangga pada Rini, karena Rini juga pandai melukis dan tidak terlalu
terbelakang dalam akademik. Waktu itu juga, ibu mengabarkan bahwa Rini pernah
tertidur semalaman di kamar mandi, aku sedikit tertawa mendengarnya.
Ketika
aku sampai di bandara kota asalku, ayah menelponku untuk memberitahu bahwa ayah
dan ibu sedang tidak ada dirumah karena menghadiri suatu acara dan akan kembali
pulang pada sore nanti. Sementara, Rina dan Rini ada di rumah. Aku bergegas
menuju rumahku. Ketika aku sampai, aku memanggil Rina dan Rini namun tak ada
suara siapapun. Aku memeriksa mereka, tapi mereka tak ada disana.
Karena
aku mendengar suara air mengalir di dalam kamar mandi, aku menyadari bahwa
tubuhku sekarang sangat gerah dan aku berpikir bahwa aku harus mandi. Lalu, aku
mengambil handuk dan sabun di dalam koperku dan menuju ke kamar mandi.
Ketika
aku membuka pintu kamar mandi, aku menemukan Rini disana. Ternyata kebiasaan
buruknya belum berubah, sekarang ia sedang tidur di dalam bak mandi. Karena
melihat wajah Rini, aku jadi semakin ingin bertemu Rina, lalu aku keluar
membiarkan Rini tidur dan berlari mencari Rina.
Aku
semakin terbayang wajah Rina. Rina memiliki tahi lalat di dagunya dan memiliki
bibir yang sedikit lebih tebal daripada Rini. Aku mencarinya ke luar rumah.
Akhirnya, kutemukan ia di sebrang jalan dan berlari kepadaku untuk melepas
rindu.
Tiba-tiba,
sebuah truk lewat. Rina tidak melihat kanan dan kiri ketika menyebrang jalan.
Akhirnya tubuh Rina terhempas ditabrak oleh truk mengeluarkan darah yang begitu
banyak. Orang-orang berdatangan menghampirinya dan segera menolong tubuh Rina
yang terkapar. Sementara aku, terdiam tanpa ada rasa terkejut, dan sangat
bahagia melihat Rina ditabrak oleh truk. Sekarang, aku benar-benar berharap
agar Rina segera mati.