Laman

Selasa, 13 Oktober 2015

Start Over

Start Over.... The New Life


There was a time, I saw a little boy played with a little girl. They were Indonesian, but they were talking in foreign language - not local language or English either. Oh yes! It was “their own creation language”. They imagined that they were in other country, talk in foreign language. They thought that they were explorers. Because they didn’t understand yet about foreign language, they said non meaning words and imagined that all the words that they said are full meaning words. They didn’t understand what they were talking about, but they were connected with body language and expression, so their conversation looked as real.
Waktu itu, aku lihat ada anak kecil laki-laki main sama temannya, seorang anak kecil perempuan. Mereka orang Indonesia, tapi mereka bicara dalam bahasa asing - bukan bahasa daerah, bukan bahasa inggris juga. Oh yes! Bahasa ciptaan mereka sendiri! Mereka menghayal seolah-olah mereka lagi di luar negeri, bicara dalam bahasa asing. Mereka pikir mereka petualang.  Karena mereka belum ngerti bahasa luar jadinya mereka ngeluarin kata-kata yang gak bermakna seolah itu bahasa asing. Mereka nggak ngerti apa yang mereka bicarakan, tapi mereka seolah terkoneksi dengan “bahasa tubuh, ekspresi dan mimik”, jadinya percakapan mereka terlihat nyata.



Who were they? They were I and my friend.
Me?  Yes! I was a little boy, I just see my past in my memory.
Siapa mereka? Saya dan teman saya :)
Saya? Yaa, anak kecil laki-laki itu “aku yang dulu”, aku melihat “aku yang dulu” di dalam memoriku.



Now,  I am happy because my imagination becomes real. I am officially come into my new world in United States of America (USA), “The Exchange Student World”. I am not travelling, but I will live here for 1 year. The purpose are to introduce Indonesia, bridging understanding about culture and way of thinking, become independent, learn about the detail of USA and learn about myself. Learn about myself? Of course!
Aku bahagia karena akhirnya imajinasiku jadi nyata. Aku resmi masuk ke dunia baru di Amerika Serikat, “Dunia Siswa Pertukaran Pelajar”. Aku bukan jalan-jalan, tapi aku hidup disini selama 1 tahun. Tujuannya memperkenalkan Indonesia, menjembatani pemahaman antarbudaya, belajar menjadi mandiri, belajar tentang seluk-beluk Amerika Serikat dan belajar tentang diriku yang sebenarnya. Belajar tentang diriku? Tentu!



Here, I come into new different world, point of view, culture, lifestyle, the way to communicate and cultural dimension (index of individualism, masculinity, etc.)
Disini, aku masuk di dunia baru yang berbeda.
Sudut pandang, budaya, gaya hidup, cara berkomunikasi dan dimensi kultural (tingkat individualisme, maskulinitas, dll) yang berbeda.
Source: http://geert-hofstede.com/indonesia.html




“ Exchange year is not just a great year in our life, but it is a great life in a year”
“ Tahun pertukaran pelajar bukan hanya 1 tahun hebat dalam hidup kita, tapi kehidupan hebat kita dalam 1 tahun”


It is like I back again to my 1st grade at elementary school. Then, when I finished my exchange year program, I will like graduated from 12th grade.
Duration that I spend from 1st class to 12th class = 624 weeks
Duration that I spend in exchange year = 44 weeks
1 week in exchange year represent 14,18 weeks that I have done in Indonesia and that I will do in USA.
Now, I have been here for almost 9 weeks! YEEAH!
Seolah aku balik kembali ke kelas 1 SD dan ketika aku selesaikan program ini aku seolah lulus dari kelas 12.
Waktu yang aku jalani dari kelas 1 sampai kelas 12 = 624 minggu
Waktu yang aku jalani selama pertukaran pelajar = 44 minggu
1 minggu dalam program pertukaran pelajar ini mewakili 14,18minggu yang telah aku lalui di Indonesia dan akan aku lalui.
Sekarang, aku sudah disini hampir 9 minggu! YEEAH!

Through this program, I correct what I have done so I will be wise in my future.
Melalui program ini, aku mengoreksi apa yang telah aku perbuat di masa lampau sehingga aku bisa bijak di masa yang akan datang.


Youth Exchange & Study Arrival Orientation at
Hilton Washington Dulles Airport - Washington D.C.
August 11-13, 2015




Ags 14, 2015. AFS Students in Northern Illinois Orientation (2nd Batch) with returnees


Ags 14, 2015. Studens with Host Families.



Ags 23, 2015. AFS Camp at Fabyan Forest Preserve, Geneva, Illinois, USA.
AFS Exchange students who hosted in Central & South of Northern Illinois YP15-16


After spent 3 weeks in USA, finally I can think and feel in English. But, because my vocabulary is not as many as the citizen of USA, I don’t talk like as usual when I was in Indonesia.


Setelah 3 minggu pertama berlalu, akhirnya aku bisa berpikir dan berprasangka dalam bahasa Inggris. Tapi karena kosa kataku nggak sebanyak penduduk setempat, aku nggak banyak bicara kaya biasanya.


“Smile, laugh, and cry represents our feeling when we don’t have any words to describe it”
“Senyum, tawa dan tangisan menunjukkan perasaan kita yang tidak bisa kita jelaskan dengan kata-kata”
YES! So when I was gathering with my friend I did so many smile and laugh with little bit talk. Because the way of thinking and point of view of American is different, I was afraid to making any mistakes or make them angry when I found myself very fluent to communicate.
Yes! Jadi pas lagi ngumpul sama teman-teman bule ku ini, aku kebanyakan senyum, ketawa dan hanya sedikit bicara.. Karena cara berpikir dan sudut pandang orang Amerika berbeda, aku takut ketika aku lancar berbicara dapat membuat mereka tersinggung atau marah.



Sometimes, I frustrated. Because, usually I dare to talk in public. I am very active in schools event, I was a leader in Student Council and I have been in several competition and why I become passive?

Kadang saya frustasi, karena biasanya saya berani bicara di depan umum. Saya sangat aktif di kegiatan sekolah, saya pernah menjadi ketua OSIS, dan saya sudah mengikuti banyak kompetisi dan kenapa saya menjadi pasif?


Post Arrival Orientation : Sep 27, 2015 (2nd day)
Camp Dean Road, Big Rock, IL.Students, volunteers, and returnees.

At Post-Arrival Orientation of AFS Northern Illinois, I got enlightenment. Missing family, friends and tired of all differences is not really bad. I have to keep my self to think positive and feel the positive. Almost at every time I suggest myself and say positive affirmation words in my conscience so I become relax again in adaptation.
Di Orientasi Pasca Kedatangan Siswa AFS di Northern Illinois aku mendapatkan pencerahan,
Rindu keluarga, teman dan lelah atas seluruh perbedaan yang aku dapatkan adalah hal yang wajar. Aku tetap perlu berpikir dan berprasangka positif. Hampir setiap saat aku selalu mensugesti diriku dan mengucapkan kalimat afirmasi positif dalam hati sehingga aku kembali nyaman dalam proses adaptasi.


If I never tired to face differences, I will not suggest my self to be positive as many as in exchange year! Now, I confess that I am happy to restart my life. With open-minded I correct my badness before I went to USA and promise to do not do the same fault and make more achievement!
Kalau aku gak pernah di keadaan lelah, aku gak akan pernah mensugesti diriku untuk menjadi positif sebanyak ini!
Sekarang aku katakan kalau aku bahagia untuk mengulang kembali kehidupanku. Dengan pikiran terbuka aku mengkoreksi hal buruk yang telah aku perbuat sebelum di Amerika dan berjanji tak akan mengulangi kesalahan yang sama dan memperbanyak target membuat prestasi.



Regards for our success!

SALAM SUKSES!

Rabu, 26 Agustus 2015

Aku Menikmati Tulisan Ini (I am enjoying this writing)


Dalam versi Bahasa Indonesia - In Indonesian version:

Aku Menikmati Tulisan Ini


Yang terpenting kemuliaan mimpi kita, bukan buramnya kertas itu.
Kita menarik nafas dan memastikan diri kita tenang.
Yang terpenting ingatan dan rasa kita, bukan unggahan di dunia lain.
Kita pastikan bahwa kita bahagia selamanya.
Kulit pun ikut merasakan sensasinya!

Aku menikmati tulisan ini
Aku membaca rangkaian kata yang mengandung makna
Makna yang ditakdirkan untuk membahagiakan seluruh umat manusia.
Aku terbawa arus kebaikan
Aku menikmati sensasi indah yang mataku konsumsi dari rangkaian kata
Rangkaian kata yang dibangun oleh imajinasi

Panik? Mengapa?
Adakah kotoran dihatimu?
Tenang! Terimalah kenyataan dan tenangkan dirimu
Bersabarlah... di detik ini juga, kepanikanmu menghilang satu per satu
di menit ini juga kita tersenyum bahagia, menarik nafas sedalam mungkin untuk rileks
Kita percaya selamanya
Rileks adalah gerbang menuju jalan indah.

Kita nikmati jalan indah ini, berkelana di perjalanan super
Satu... Dua... Tiga...
Kita berjalan ke dalam.

Aku adalah kita. Karena Kamu percaya bahwa kita terhubung
Aku terbawa arus suci, seperti fitrah seluruh manusia yang pasti suci
Aku terbawa arus... Arus yang aku sukai
Arus yang membersihkan diriku,
Arus yang mengingatkan aku bahwa kita adalah bagian dari kesucian
Arus yang memusnahkan kotoran yang sedikit kecil

Kamu melihat permata
Kamu adalah aku yang dulu
Sekarang aku sebesar jagat raya!
Sekarang kamu sebesar jagar raya!
Sekarang kita sebesar jagat raya!

Mungkin kamu tidak percaya, bahwa selamanya..
Selamanya... dan akan selamanya...
Kebaikan ada dalam dirimu... Kamu percaya itu!
Selamanya kamu akan percaya! Selamanya!

---------

In English version:

I am enjoying this writing


The most important is the noble of our dream, not the blur of that paper
We take a breath and make sure to calm ourselves
The most important is our memory and sense, not the uploads in another world
We make sure that we are happy forever
Even the skins join to feel that sensations!

I am enjoying this writing
I am reading a series of words which contain a meaning
A meaning that is destined to beatify the entire mankind
I am drifted in a stream of kindness
I am enjoying a beautiful sensation that my eyes consume through a series of words
A series of words which has built by imagination

Panic? Why?
Is there any dirt in your heart?
Calm! Accept the reality and calm yourself
Be patient.. in this instant, your panic is disappearing one by one
In this minute we are smiling happily, taking a breath as deep as possible to relax
We believe, forever
Relax is a gate to a beautiful path.

We enjoy this beautiful path, wander in a super journey
One... Two... Three
We are walking inside.

I am Us. Because you believe that we are all connected
I am drifted in a holy stream, same like the disposition of all people which must be holy.
I am drifted in a stream, a stream that I like
A stream that clears me,
A stream that reminds me that I am part of holiness
A stream that destroys the dirt which is a little.

You are seeing the jewel
You are who I was
Now I am as big as universe!
Now You are as big as universe!
Now we are as big as universe!

Maybe you don't believe, that forever..
Forever and always be forever..
The kindness exists in yourself.. You believe it!
Forever you will believe it! Forever!

Senin, 17 Agustus 2015

Sebelum #LangkahAnakBangsa Utuh Berjalan!

Terima kasih untuk Tuhan yang menciptakan setiap detik skenario manusianya begitu berwarna.

Alhamdulillah dapat rezeki dari Tuhan untuk menjadi siswa pertukaran pelajar yang dikelola oleh Bina Antarbudaya. It is amazing! Yeeaah, setelah melewati proses seleksi panjang dan berkas yang kalau ditumpuk jadi kaya satu jilid buku.
Sebelum berangkat ke negara masing-masing, seluruh kandidat Year Program 2015-16 diorientasi terlebih dahulu.
Tapi, beberapa teman sudah berangkat terlebih dahulu, seperti:
3 teman ke Jepang yang sudah diorientasi pada Maret 2015
2 teman ke Brazil, 1 teman ke Filipina, 1 teman ke Denmark dan 1 teman ke Thailand sudah di orientasi pada akhir Juni 2015.
Kenapa gak bareng? Karena peraturan dari negara mereka kalau mereka harus berangkat terlebih dahulu sebelum kita semua yang kandidat ke negara lain.
Jadi selebihnya dari kita orientasi pada 4 - 8 Agustus 2015 di Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, kita yang dimaksud adalah:
85 kandidat YES ke Amerika Serikat
dan kandidat AFS sebanyak:
5 orang ke Amerika Serikat
1 orang ke Argentina
1 orang ke Belanda
2 orang ke Belgia
1 orang ke Ceko
2 orang ke China
3 orang ke Finlandia
4 orang ke Hungaria
1 orang ke Islandia
10 orang ke Italia
3 orang ke Jerman
2 orang ke Latvia
1 orang ke Mexico
1 orang ke Prancis
5 orang ke Russia
1 orang ke Spanyol
3 orang ke Swiss
1 orang ke Turki

I am YES student to USA!

Apa yang kita lakukan di Orientasi Nasional?
Banyak!!! Intinya BERKESAN
Kalau dipublikasikan akan jadi kurang berkesan bagi adik-adik untuk tahun selanjutnya, jadi nikmatilah momen-momen itu dan ikuti kata hati jika sedang berada di wahana orientasi.

Beberapa foto sebelum handphone ditahan :3 (4 Agustus 2015)
souce of pict: @nisaalifia








Foto saat lapor diri di Kantor Nasional Bina Antarbudaya (3 Agustus 2015)




Di momen itu aku mendapatkan:
Teman dari Aceh sampai Papua
Teman yang gak milih-milih dan apa adanya
Teman yang unik
Teman yang bermimpi besar
Teman yang rendah hati dan percaya diri
Ahhh, all of them are awesome!
Yes! Awesome!

Setelah orientasi akan ada farewell party seperti talent show atas perpisahan kita dalam orientasi.
Drama musikal yang juga berisi Tarian dan Nyanyian dan diiringi musik tradisional. Hanya dalam durasi latihan kurang dari 24 jam kita bisa menciptakan talent show yang spektakuler, tentunya karena dibantu oleh kakak panitia orientasi yang spektakulerrrrr!!
Thanks buat kakak panitia yang sudah meretak batas kemampuan kita!

Foto Album Farewell Party AFS YES Indonesia 2015-2016
Farewell Party diadakan pada 8 Agustus 2015, dimulai pukul 19.30 WIB
di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah.
Tema dari farewell party kita adalah Langkah Anak Bangsa


source of pict: Bina Antarbudaya (edited by me)


Pasti akan kita ingat selamanya! Pasti.
Selamat berkelana ke negara tujuan masing-masing.
Jadwal keberangkatan kita mungkin berbeda, ada yang 10 Agustus, 13 Agustus atau bahkan September 2015. Kapanpun kita berangkat, pasti kita akan berangkat menciptakan pengalaman luar biasa.
Ketika semua sudah berada di negara tujuan masing-masing, #LangkahAnakBangsa secara utuh sudah dimulai!
Puji syukur bisa merasakan pengalaman sekali seumur hidup ini!

Sabtu, 18 April 2015

Senyuman Untuk Darah Adik Tercinta

Namaku Randi, aku memiliki adik perempuan kembar bernama Rina dan Rini. Umur mereka lebih muda 5 tahun dari umurku. Rina adalah perempuan cerdas, sehat, dan aktif berbicara. Sementara Rini adalah perempuan seniman, yang agak pendiam dan lebih sering terkena penyakit daripada Rina.
Sepanjang tahun 2005-2008, kami selalu tidur bertiga di kamar yang sama. Hampir sepanjang tidur aku selalu memeluk Rini, agar ia cepat tidur karena Rini memiliki jam tidur yang berantakan. Rini sering tertidur di waktu yang tidak tepat. Pernah ia tertidur ketika seluruh anggota keluargaku bercanda tawa di dalam mobil, saat aku menonton film bersamanya ia malah tidur, dia juga pernah tertidur di toilet sekolahnya selama empat jam.
Pada Agustus 2013, aku melanjutkan studi ke salah satu universitas di luar negeri. Sehingga, aku harus berpisah dengan keluargaku dan hanya memiliki dua kali kesempatan dalam setahun untuk kembali pulang ke rumah. Ibuku sering bercerita padaku via sambungan telepon kalau Rina semakin berprestasi, dan ibuku berkata bahwa aku adalah alasan mengapa Rina semakin menggali potensi dirinya untuk meraih sebanyak-banyaknya piala dalam kompetisi. Aku jarang mendapatkan kabar tentang Rini, karena keadaan Rini selalu seperti biasa, tanpa ada hal yang berubah.
Aku berjanji pada keluargaku bahwa aku akan datang ke rumah pada tahun baru 2015. Tiga hari sebelum tahun baru, aku mendapatkan kabar bahwa Rina menjadi peringkat 1 umum di sekolahnya. Aku semakin bangga memiliki adik seperti Rina yang memiliki kegigihan dan kecerdasan luar biasa. Tapi aku juga tidak boleh tidak bangga pada Rini, karena Rini juga pandai melukis dan tidak terlalu terbelakang dalam akademik. Waktu itu juga, ibu mengabarkan bahwa Rini pernah tertidur semalaman di kamar mandi, aku sedikit tertawa mendengarnya.
Ketika aku sampai di bandara kota asalku, ayah menelponku untuk memberitahu bahwa ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah karena menghadiri suatu acara dan akan kembali pulang pada sore nanti. Sementara, Rina dan Rini ada di rumah. Aku bergegas menuju rumahku. Ketika aku sampai, aku memanggil Rina dan Rini namun tak ada suara siapapun. Aku memeriksa mereka, tapi mereka tak ada disana.
Karena aku mendengar suara air mengalir di dalam kamar mandi, aku menyadari bahwa tubuhku sekarang sangat gerah dan aku berpikir bahwa aku harus mandi. Lalu, aku mengambil handuk dan sabun di dalam koperku dan menuju ke kamar mandi.
Ketika aku membuka pintu kamar mandi, aku menemukan Rini disana. Ternyata kebiasaan buruknya belum berubah, sekarang ia sedang tidur di dalam bak mandi. Karena melihat wajah Rini, aku jadi semakin ingin bertemu Rina, lalu aku keluar membiarkan Rini tidur dan berlari mencari Rina.
Aku semakin terbayang wajah Rina. Rina memiliki tahi lalat di dagunya dan memiliki bibir yang sedikit lebih tebal daripada Rini. Aku mencarinya ke luar rumah. Akhirnya, kutemukan ia di sebrang jalan dan berlari kepadaku untuk melepas rindu.

Tiba-tiba, sebuah truk lewat. Rina tidak melihat kanan dan kiri ketika menyebrang jalan. Akhirnya tubuh Rina terhempas ditabrak oleh truk mengeluarkan darah yang begitu banyak. Orang-orang berdatangan menghampirinya dan segera menolong tubuh Rina yang terkapar. Sementara aku, terdiam tanpa ada rasa terkejut, dan sangat bahagia melihat Rina ditabrak oleh truk. Sekarang, aku benar-benar berharap agar Rina segera mati. 

Senin, 13 April 2015

Lihat Kembali Sejarah Kelahiranmu!

Tidak suka matematika? Mmm... Tapi suka seni?
Tidak suka belajar di kelas? Tapi... suka studi wisata?
Ingin sekali belajar, tapi malas?
Ingin masuk jurusan yang itu? Tapi... dilarang orang tua?
Karena apa?
Jurusan yang tidak menjanjikan? Masa depan yang kurang jelas? Lapangan kerja yang sedikit?
Lihatlah masa lalumu! Betapa lingkungan mempengaruhi semua tentangmu!

             Well, semua dari kita pasti tahu kalau seluruh bayi yang lahir di dunia itu bersih. Kebersihan inilah yang mungkin bisa dilukis ataupun dikotori.
Seluruh pembaca tulisan ini pasti pernah menjadi bayi, bukan?
Ketika kita masih menjadi anak-anak, seluruh informasi yang kita dapatkan dari lingkungan terekam dengan cepat. Sayangnya, tidak ada penyaring informasi ketika kita kecil. Sehingga, ada saja kebiasaan, ucapan, dan hal buruk yang kita terapkan secara tidak sadar di kehidupan kita. Apa yang terjadi di masa kecil kita sangat mempengaruhi kepribadian kita!
            Setelah kita dewasa dan meninjau apa yang terjadi saat kita kecil, sebagian dari kita meratapi nasib. Timbulah seandainya
“Seandainya ayahku seorang motivator, aku pasti...”
“Seandainya ibuku seorang ibu rumah tangga, aku pasti...”
“Seandainya aku tinggal di kota, aku pasti...”
Lalu, beberapa orang menyalahkan Tuhan, Orang Tua yang mengasuhnya ketika kecil, dan menyesal lahir di lingkungan yang tak ia harapkan. Tapi! TUHAN TAHU!
Hidupmu adalah hidupmu! Jangan biarkan orang lain yang mempengaruhimu!
Hidupmu adalah hidupmu! Jangan biarkan kamu meratapi masa lalu dan melupakan kesempatan untuk mengubah masa depan
Hidupmu adalah hidupmu! Jangan biarkan orang lain yang mencetak masa depanmu!
Hidupmu adalah hidupmu! Jangan biarkan orang lain menghalangimu berbuat hal yang dapat mengindahkan dunia ciptaan Tuhan!
Hidupmu adalah hidupmu! Kamu berhak memilih kesempatan yang ditawarkan oleh Tuhan!
Hidupmu adalah hidupmu! Kamu bebas menjadi apa saja tanpa harus mendengarkan orang lain yang selalu berkata bahwa profesi yang menjadi cita-citamu tidak menjanjikan masa depan yang besar
Hidupmu adalah hidupmu! Jangan kau salahkan lingkunganmu yang menurutmu sangat mempengaruhi karaktermu! PADAHAL TIDAK!
Hidupmu adalah hidupmu! Kamu bebas bermimpi setinggi apapun, karena itu semua resikomu! BUKAN resiko orang lain!
Hidupmu adalah hidupmu! Kamu berhak menyimpulkan mana cara kerja yang baik bagimu tanpa merugikan orang lain
Hidupmu adalah hidupmu! Kamu bisa lakukan apapun bersama jiwamu, ragamu, khayalanmu dan pikiranmu!
            Jadi kita bisa BERUBAH! Melawan jiwa yang terkontaminasi! Karena kita terlahir suci, sucikanlah diri!


Minggu, 29 Maret 2015

Petir Biru Gelap


           Karya : Dzikra Handika

Sumber gambar : alhudaduabisa.blogspot.com
               Seluruh siswa di sekolah sudah mengerti. Kalau sesuatu yang aneh terjadi, itu pasti karena ulah Alwi. Ia tidak liar, hanya saja sangat aneh. Aneh bukan dalam tingkah lakunya, tapi apa yang ia katakan selalu membuat orang lain menjauh darinya, terhipnotis, ataupun tersentak. Percaya atau tidak, seluruh siswa kelas 9-7 menghilang! Dan sekarang Alwi sedang duduk sendirian di ruang kepala sekolah karena ia dianggap sebagai tersangka atas kasus ini.
            “Lihatlah pak! Dia benar-benar aneh”, Bu Ratna bersama bapak Kepala Sekolah sedang mengintip tingkah laku Alwi dari celah pintu yang sedikit terbuka. Apapun yang Alwi lakukan, tetap saja aneh di mata ibu Ratna. 
            Bapak Kepala Sekolah langsung memasuki ruangan, sambil berjalan ia menatap Alwi, “Baiklah, Alwi bisa kamu jelaskan kepada bapak kenapa seluruh guru di sekolah mengatakan bahwa kamu penyebab siswa kelas 9-7 menghilang?!”
            “Mereka sedang berbahagia pak! Jangan paksa saya mencari mereka pak!”
“Saya hanya bertanya kenapa kok kamu jawabnya lain?!” Kepala Sekolah memberi isyarat kepada ibu Ratna agar masuk ke ruangan.
            “Jangan pak! Ibu Ratna sekarang lebih nyaman mengintip kita pak!” Mendengar itu, ibu Ratna langsung pergi menjauh.
            Kepala sekolah menarik nafas panjang, “Oke!”.
“Boleh saya meminta satu permintaan pak?” Alwi duduk sangat rapi dan berbicara sangat teratur.
“Iya, apa itu?!”
“Tolong bapak jangan membayangkan coklat!” Alwi betatapan dengan Kepala Sekolah selama beberapa detik.
“Oke, baik! Bapak tadi sedang membayangkan coklat, kan?”, Alwi berekspresi seolah sudah dewasa. Ekspresi itu membuat kepala sekolah bingung harus berkata apalagi.
“Hmmm...”, kepala sekolah merapikan kemeja biru berlengan panjang yang ia pakai. “Jadi, apa yang membuat siswa kelas 9-7 bahagia, padahal kan mereka menghilang?!”
“Karena mereka bosan belajar di kelas, pak. Intonasi guru mengajar tidak cukup memenuhi kepuasan kita belajar. Kita senang berekreasi atau terjun langsung ke lapangan untuk penelitian, paling tidak melakukan praktek.
“Lalu, mereka sedang dimana?!”
“Mereka sedang rapat untuk demo ke sekolah dan orang tua masing-masing.”
“Apa?!” Keringat dingin keluar dari kulit coklat pak kepala sekolah. “Kalian masih kelas IX SMP, kok sudah berani demo?!”
“Karena kita udah gak tahan lagi, pak!”, Alwi menghirup nafas panjang. “Kita capek menghadapi kelas yang membosankan pak”
“Emang seberapa membosankan guru-guru di sekolah kita?!”
“Lho, kita kok bicaraiin tentang guru, pak? Kan, bapak memanggil saya kesini supaya mencari tahu kenapa guru-guru menyalahkan saya?”
Bapak kepala sekolah menyadarkan dirinya, “Mmm... Oke. Jadi apa penyebabnya?”
“Mungkin, karena saya yang mempengaruhi pikiran mereka”
Kepala Sekolah tersentak, “Ha? Bagaimana caranya?”
“Atas izin Tuhan”, jawaban Alwi membuat keheningan sejenak.
Bapak kepala sekolah mencoba untuk sabar menghadapi setiap jawaban yang Alwi berikan. “Baiklah, apa yang kamu lakukan sehingga Tuhan mengizinkan semuanya terjadi?”
“Dengan memikirkan bahwa ini semua sudah terjadi. Mmm... ya gitu, seolah saya hanya memperankan skenario”
“Maksud saya, apa yang kamu katakan saat mempengaruhi teman sekelasmu?!”
“Saya hanya berdiri di depan kelas, lalu melontarkan tiga pertanyaan”
“Pertanyaan apa saja itu?”
“Yang pertama, ‘Apakah nilai rapor yang tinggi di ijazah menentukan seberapa besar uang penghasilan yang mereka dapat nanti?’”
“Lalu, mereka jawab apa?!”
“Untuk di pertanyaan pertama, satu orang dari mereka menjawab.”
“Apa katanya?”
“Dia bilang bahwa setidaknya itu adalah ukuran seberapa dalam ilmu kita. Semakin banyak ilmu, semakin mudah melakukan apa saja dan menjadi orang profesional yang berpendapatan tinggi.”
“Iya, bapak juga setuju dengan itu!”
“Tapi satu detik kemudian dia mmm... namanya Sarah, memperbaiki kalimatnya sendiri. Dia bilang selama nilai itu diperoleh secara jujur. Ataupun ketika memperoleh nilai itu, kita tidak sekedar menghapal jawaban dari soal ujian, tapi memahami jawaban itu. Setelah itu Sarah, diikuti teman oleh satu kelas terdiam. Saya yakin, karena setiap orang dari kita pernah mencontek. Bahkan, separuh dari kelas pasti mencontek setiap kali ada ujian.” Alwi menjawab dengan teratur
“Mmm... Iyaaak”, Bapak kepala sekolah tidak bisa mendefinisikan pikiran apa yang sedang berada di benaknya.
“Lalu, saya memberikan pertanyaan kedua, ‘Apa kalian bahagia dan ikhlas saat belajar?’. Fany mengatakan kalau ia bahagia ketika sedang belajar. Anehnya, Marthin yang menjadi peringkat pertama di kelas tidak menjawab. Citra juga begitu, mmm... Citra peringkat dua.”
“Bagaimana dengan peringkat ketiga terbaik di kelas kalian?”
“Fany adalah siswa terbaik nomor tiga pak.” Pak Kepala Sekolah menganggukkan kepalanya.
“Bagaimana dengan pertanyaan ketigamu, nak?”
Alwi terdiam, mempersiapkan diri untuk bicara. “Saya bertanya kepada mereka, ‘Apakah bapak kepala sekolah suka makan pecal?’”
“Apa? Pertanyaan macam apa itu?”
Alwi tak menghiraukan, “Mereka bilang, bapak sangat suka pecal buatan bi Soimah”
“Dari mana kalian tahu?” Bapak kepala sekolah terkejut.
Alwi berdiri dan menghampiri bapak kepala sekolah yang tengah mencari tahu apa yang Alwi lakukan. Ternyata, Alwi menghampiri pak Kepala Sekolah dan meletakkan tangannya di bahu pak kepala sekolah, lalu menggoyangkan badannya sekuat mungkin.
Bapak kepala sekolah heran, “Lho? Apa yang kamu lakukan?!”
Wajah Alwi merah padam dan seketika Alwi berteriak kencang, “Pecal! Bangun! Pecal!”
            “Alwi! Apa-apaan kamu?!” Pak kepala sekolah melepaskan tangan Alwi yang semakin kuat memegang bahu kepala sekolah. “Sadar kamu nak!... Sadar!” Pak Kepala Sekolah mengira Alwi sedang kesurupan.
            Alwi tetap berteriak, “Bangun! Pecal! Bangun!”
            “Sadar, nak! Sadar!” pak Kepala Sekolah ikutan berteriak.
            “Pecal!... Habis!... Pecal!” Alwi berteriak namun suaranya berubah menjadi suara wanita. Tunggu dulu! Itu suara istri pak kepala sekolah.
            Seketika pak Kepala Sekolah terjatuh dari kursi.
“Pa!... Bangun... Itu ada pecal, ntar habis dimakanin Aidil dan Said pa! Mama cuma beli dua bungkus aja tuh!”, sedari tadi istri pak Kepala Sekolah membangunkan suaminya yang sedang tidur siang.
            “Oh... Iya ma!”, pak Kepala sekolah menyadarkan dirinya.
            “Buruan ya!”, istri pak Kepala Sekolah pergi meninggalkannya sendirian di kamar.

            Kemarin, Alwi siswa kelas 9-7 di SMP yang dipimpin pak kepala sekolah menghilang. Ada yang bilang bahwa ia diculik. Alwi sangat terkenal di sekolah. Meskipun ia masih menggunakan celana biru gelap untuk bersekolah, tetapi pemikirannya seperti orang dewasa. Tak jarang pak Kepala Sekolah selalu meminta saran dari Alwi untuk memberdayakan potensi sekolah. Kehilangan Alwi membuat pak kepala sekolah selalu memikirkannya sampai ke alam mimpi.