Laman

Minggu, 18 Mei 2014

Pengalaman Seleksi Pertukaran Pelajar Tahap II - Bina Antarbudaya

Menjadi bagian dari 95 orang yang lulus Tahap I untuk Chapter Medan itu LUAR BIASA.
Then, aku dan 94 sahabatku yang lainnya masuk ke Tahap II *yeeey!!!*
Tes Tahap II ini terdiri dari :
1. Interview Kepribadian (Bahasa Indonesia)
2. Inerview Bahasa Inggris

Yang berbeda dari suasa di YPPIA Medan jika dibandingkan ketika Seleksi Tahap I adalah: Tes Tahap I lebih rame. Untungnya, siswa yang ikut tes di Sub-Chapter Medan (Sibolga - SMAN 1 Matauli Pandan) saat Tes Tahap I, harus datang ke Medan untuk ikut Tes Tahap II.

Well, selama nunggu giliran, momennya keren!! Cerita bareng teman - teman baru yang asik. Yang bikin lebih unik lagi, setelah aku lihat baik - baik, banyak orang yang cuma gabung dengan teman sekolahnya yang lain. Tapi tidak dengan kami. Kami yang terdiri dari: aku (Dzikra - SMK Telkom SP Medan), Robby, Laras, Josua, Ersonya, Mimi dari SMAN 3 Medan, Chairunnisa dari SMAN 12 dan Rahma dari SMAN 2 Tebing Tinggi.

"Dunia itu luas, namun menjadi sempit jika dengan ketetapan Allah" - Imam Syafi'i

Laras udah gak asing lagi, dia panitia perlombaan SEC Anniversary di sekolahnya, Robby itu teman SMP, Chairunnisa ternyata pacar teman SMP ku wkwk, Mimi teman sekelasnya temanku ketika les dulu dll.

Kami dipanggil secara random, ketika Josua sudah di interview 2 kali, Mimi, Chairunnisa dan Rahma sama sekali belum di panggil, aku lebih duluan di panggil daripada ersonya, laras, said robby tapi ternyata, mereka lebih duluan di panggil di Interview kedua mereka. Zzzz...
--------------------------------------------------------------------
0043!! Kak Alexandra kandidat AFS Italy 2014/2015 manggil, aku berdiri dan "ini kak" (kok gak bilang hadir aja sekalian biar kaya di  kelas :V)
Aku diantar ke Ruang 2, aku di suruh nunggu, sang interviewer lagi ngelihat berkas - berkasku... sudah 2 menit eng ing eng  aku di suruh masuk.
Well, yang interview kak Rumonda ketua chapter, satu lagi lupa namanya.. Aku dapat pertanyaan
tentang keluarga, SMK, Bina Antarbudaya, dll.. Oke, disini aku kurang puas.... Sekarang PUAAAS BANGET (Editan)

So, Intinya kalau mau sukses Tahap ini,
1. Jadi apa adanya kamu aja
2. Rileks

Udah, gak banyak - banyak 2 itu aja! Tapi dengan cara simpel ini, bisa menghantar kamu ke masa depan yang jauhhhhhh lebih baik :)
[Lulus Bina Antarbudaya]

Oke! Good luck buat adik - adik yang tahun depan ikut.


Kamis, 15 Mei 2014

SMP Negeri 18 Medan, Pencipta Karakter, Semanis SMA

              Kata orang, masa SMA adalah masa yang paling seru. Anehnya, ketika saya lulus SMP, abang (kakak laki - laki) saya yang sudah 2 tahun duduk di SMA berkata, "Lebih enak teman - teman SMP", dan sebelmnya saya pernah berpikir, "Kan anak SMP sekarang udah jago main social media, aktif di organisasi, di mall juga banyak tuh anak SMP yang berkeliaran pake baju seragam di jam pulang sekolah, anak SMP juga banyak yang corat - coret sehabis ujian nasional, bisa jadi masa SMP gak kalah manis dengan masa SMA di zaman sekarang". Sampai akhirnya, saya menyimpulkan :


"Semua tergantung kondisi"
Abang saya memilih teman SMP toh karena di SMP nya banyak sekali teman SDnya, sementara di SMAnya, tak ada satupun teman SMP satu sekolah dengannya. Faktor kepribadiannya yang tertutup kali ya?


Well, awal masuk putih abu - abu aku ngelihat tweet kakak alumni SMPN 18 yang udah kuliah, dia bilang masa sekolah terindahnya di SMPN 18. Selang 1 tahun aku di putih abu - abu. Nggak tahu kenapa, di sekolahku sekarang (SMK Telkom Sandhy Putra Medan) yang banyak menciptakan momen tak terlupakan karena kegiatan sekolahnya yang fun abis! Aku sama sekali belum bisa mihak mana lebih enak masa SMP atau SMA. Serius! Aku cuma berpikir, "Andai aja teman - teman SMP satu sekolah disini, SMK Telkom Medan akan gempaarrr punya murid asik kaya gitu!" Haaha :D.
Intinya, i love 6A SDN 064979, IX - 7 SMPN 18, dan kelasku saat ini tentunya X TKJ 1 SMK Telkom Medan.
Akhirnyaa, izinkan saya mengupas indahnya masa SMP ku.


Setelah berhasil masuk SMPN 18 di urutan peringkat 143 Nilai Ujian Nasional, masuklah aku di kelas VII - 7. Di hari pertama masih rada kesal "kenapa aku harus pisah sama teman SDku?" dan setelah masuk kelas aku duduk di bangku yang paling belakang, dan aku menaruh dagu ku di tas yang kuletakkan di atas meja. Semua pada sibuk kenalan, bahkan langsung ketawa ketiwi bareng, naah aku? Tidak! Sampai akhirnya Robby datang dan setelah tamat SMP ini Robby bilang, kesan pertama dia jumpa aku, "Kau kukira dungu, tapi aku yakin kau pintar dan pasti pintar" wkwkw, ada - ada aja :D.


VII - 7 yang polos


Kami di MOS, Alhamdulillah MOS di SMPN 18 gak se-extreme di SMA kata orang. Asli gak pake properti aneh kaya yang dibilang teman SDku di SMP barunya. Serius aja sifat temanku unik - unik semuaa!! :D . Ada yang latah, cowok tapi jabir, pikiran fantasi yang sangat fantasi, dll. Dulu sih belum terbongkar. Yaa, kelas VII - 7 adalah masa kepo, kepo nanya - nanya in "Eh.. itu kakak itu siapa namanya?", pokoknya semua yang trending di sekolah di kepoin. Kami adalah sekumpulan anak lucu yang nurut kata guru, ngelakuin sesuatu yang bodoh tapi selalu mengambil pelajaran di balik itu.


VIII - 7 yang 4L@y


Hufft! Untungnya kami semua gak pisah seperti rumor - rumor yang kami dengar, naik kelas bakal di acak lagi. Yaa, kelas 8 masa teralay! Semua pada gencar di Social Media mencurahkan isi hati, banyak yang labil, yang diam udah mulai bandel, pembahasan udah entah kemana - mana, sudah banyak juga yang mulai malas buat PR. Aah, sulit dikatakan! Di awal kelas 8 lah sistem ngegroup mulai menumbuh.


IX - 7 yang luar biasa


Disinilah benih ngegroup hancur sudah, semua membaur jadi satu. Di masa kelas IX ini nama SMP Negeri 18 Medan makin terpandang. Adik kelas kami yang baru pada lucu - lucu semua :D dan pastinya Qualified.


Adaaw, capek ngetik... ntar dilanjutin yaa. Panjang ini.. Wkwkwk....





Minggu, 11 Mei 2014

Lulus Tahap I

Alhamdulillah, :) Pasti ini yang terbaik, apapun ceritanya, pasti yang terbaik.
Aku gak tahu entah sempat atau tidak membereskan berkas yang diminta untuk melanjut ke tahap 2. Aku gak tahu sampai mana langkahku di masa depan dalam Bina Antarbudaya ini.
Kita lihat saja yang selanjutnya,
Tetap berbesar hati dan Yakin, Tuhan memberikan yang terbaik. :)

Terlanjur

Pencetak kendi pun tak bisa menyatukan kendi yang pecah secara sempurna.
Ada kalanya kita melakukan sesuatu yang tidak harus kita lakukan,
Sudah dilakukan?
Well, kita hanya bisa bilang "maaf".
Pasti ada yang tersakiti, tapi.... benar
Benar sekali jika semuanya memiliki hikmah
Bahkan guru bijak pun hanya bisa menangkap satu dari tujuh hikmahnya.
Kembali lagi,
Sang Pemberi Maaf lah yang benar - benar luar biasa, dia akan beruntung.
Selama... lama... lama... dan lamanyaa...