Laman

Sabtu, 26 Oktober 2013

SMK TELKOM Medan Juarai FTA SUMUT 2013


(Gedung Pagelaran Teater “O” – USU, Medan, SUMUT) “6 dari 8 pemain kami masih kelas X. Naskah kami fix hanya beberapa jam sebelum tampil, latihan hanya seminggu, dan sekolah kami berbasis IT. Namun, itu semua tak halangi kami meraih Juara III di Festival Teater Anak 2013”, ucap Dzikra anggota SemuTTeater dari kelas 1 TKJ 1 SMK TELKOM Sandhy Putra Medan.
Acara yang di adakan oleh PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) yang bertajuk Festival Teater Anak Sumatera Utara mulai tanggal 24 – 26 Oktober 2013 di Gedung Pagelaran Teater “O” Universitas Sumatera Utara (USU) berlangsung sukses dan sanggup menyihir orang untuk mengapresiasi hak anak dalam menyuarakan pendapat untuk Indonesia yang lebih baik.
Penampilan Teater itu sendiri diadakan tanggal 26 Oktober 2013 dan di saat itu jugalah pemenang diumumkan. PKPA sendiri memberi apresiasi kepada seluruh kelompok peserta. Alhasil, dapatlah para juaranya. Juara 1 diraih oleh Teater EG – SMAN 4 Medan, Juara 2 disabet oleh TEMUGA – SMAN 3 Medan, dan Juara 3 diraih oleh SemuTTeater – SMK Telkom Sandhy Putra Medan, serta Ide Cerita terbaik diraih oleh penampilan komunitas anak-anak yang berjudul “Si Anak Bawang”.
“Sebenarnya belum terlalu puas, karena Semut Teater Cuma dapat Juara 3. Tapi ya mau gimana lagi? Kita kan sudah berusaha melakukan yang terbaik. Pesan saya kepada adik-adik kami agar harus meningkatkan prestasi lagi agar tujuan Juara 1 kita berhasil” ucap Desmawati, selaku Sutradara dari kelas 2 TKJ 1 SMK Telekomunikasi Sandhy Putra Medan







Senin, 07 Oktober 2013

Gemilang Prestasi Siswa dan Alumni SMPN 18 Medan

KIAT! Kreatif! Inovatif! Agamis! dan Terampil!.
           Begitulah bunyi Jargon Sang SMP Adiwiyata (Berbudaya Lingkungan) Terbaik di Kota Medan. Lingkungan hidup yang indah di SMP Negeri 18 Medan ini juga menyimpan keindahan prestasi luar biasa dari siswa dan alumni. Bayangkan saja, per awal Januari 2013 Jumlah Piala yang tersimpan di SMPN 18 Medan berjumlah lebih dari 228 Piala, terlebih lagi Medali yang disimpan oleh siswa. Khusus di acara PORKOT 2013, hanya di bidang Bela Diri Shorinji Kempo (Kempo) saja, SMPN 18 Medan membawa pulang 16 Medali, lain lagi di PORKOT 2012, juga di Shorinji Kempo membawa pulang lebih dari 20 medali. Betapa banyaknya Medali yang terkumpul jika dari awal SMPN 18 Medan berdiri (1978) hingga kini benar-benar dihitung. Terlebih lagi jika Piala dari Siswa SMPN 18 Medan yang ikut lomba bukan atas nama Sekolah juga disimpan dalam Kantor Kepala Sekolah di SMPN 18 Medan, sungguh sulit dibayangkan.
                Alumni SMPN 18 Medan pun juga benar-benar bersinar, penulis hanya menuliskan sebahagian kecil dari prestasi Alumni SMPN 18 Medan yang hanya penulis ketahui di rentang tahun 2013 antara lain : Siswa dengan Total Nilai UN Tertinggi diantara Peserta-PPDB SMAN Medan tahun 2013, Ketua IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Medan, Pendiri SemuTTheater di SMK Telkom Sandhy Putra Medan, mewakili SUMUT di OSN 2013 bid. Kimia dari SMA Negeri 3 Medan, Peserta MOS 2013 SMAN 4 Medan terbaik, mendominasi di Organisasi Besar beberapa SMA dan Universitas, serta dari informasi yang penulis dapatkan dari orang-orang banyak, banyak sekali Petinggi – petinggi daerah dan wirausahawan sukses menyandang status sebagai Alumni SMP Negeri 18 Medan.
Dan tentunya, kita semua berharap  agar seluruh Siswa dan Siswi seluruh Indonesia dapat membangun dan menciptakan Indonesia yang lebih baik, penyandang status Sang Revolusioner.


JAYALAH PENDIDIKAN INDONESIA!!

Sabtu, 03 Agustus 2013

PAGI YANG HILANG - 1 (Ajakan Menulis Random Setiap Hari)

       

       Pagi hilang! Jam 8 pagi pun matahariku belum datang. Iyaa, matahariku, biasanya aku melihat matahari terbit di pesisir pantai ini. Sendirian..
   "Dika!!!" Suara seorang gadis memanggilku dari kejauhan, aku tak menoleh kebelakang sedikitpun.
   "Hei orang gila!!!, Sekarang sedang hujan! Kenapa kau masih duduk di pinggir pantai saat ini, syukuri nikmat kesehatanmu", Yaak, dia Tamara, sahabatku dari kecil. Aku terlalu menikmati suara air hujan yang turun.

                                                                   ***

      Aku terbangun, tak peduli apa yang terjadi sebelumnya, yang penting aku sudah terbangun!.
Tubuhku lelah, tak bisa bergerak, tidak! Harus bergerak! Jangan hanya diam menerima kenyataan berbaring dalam waktu lama! Bergerak sekarang juga!!, dunia ingin melihatmu!, aku pun bangun. Rumah sederhanaku ini sepi, tak ada orang..... selain ibuku yang tidur di depan televisi yang masih menyala. Ibuku tertidur pulas, tertidur di kursi sambil menggenggam sebuah Notes.
     Ibuku terbangun!, dia melihatku penuh kepanikan. "Tenang bu! tenang". Ibuku mencari-cari penanya, dan ketemu!, lalu dia menuliskan sesuatu di Notesnya itu :  Ibu lebih memilih tak hadir di dunia daripada melihat kamu sakit nak! . Aku membacanya, kenapa harus ditulis?.... Ibuku Bisu!
    "Iya bu iya, Dika janji gak main hujan lagi, heehee, tapi kan sekarang dika udah SMA bu, udah besar kok", semoga senyumku menghangatkannya seperti yang selalu ia lakukan.

        Aku teringat cerita yang pernah diberitahukan oleh pamanku. Kalau saja dulu kejadian di Pelabuhan Banyuwangi tak terjadi, maka aku tak jadi begini. Dulu, saat aku berumur 3 tahun, aku sekeluarga bersama Ayah, Ibu, dan 2 orang kakakku berlibur ke Pulau Bali, saat pulang dari perjalanan, tepatnya dari pelabuhan Bali ke Banyuwangi, Jawa Timur, ibuku pergi ke toilet umum meninggalkan kami sekeluarga yang sedang tidur pulas di dalam Bus, kecuali aku. Aku yang katanya sangat manja, mengikuti ibuku pergi. Saat itu tengah malam, aku berada jauh dibelakang ibu tetap mengikuti ibuku, sehabis dia keluar dari Toilet, ada dua orang jahat mencoba mengambil tas yang sedari tadi ibu pegang, aku terdiam ketakutan, itulah hal yang paling ku ingat, ibu memperjuangkan tasnya itu, hingga akhirnya satu orang mengeluarkan pisau dan berhasil menyayat pipi kiri ibuku dan membekas hingga sekarang, lalu kepala ibuku terbentur dan pingsan. Disitu aku menangis, namun sekarang aku lupa wajah ayah dan kedua kakak ku itu dan juga kejadian selanjutnya. Pamanku pun juga tak tahu, apalagi ibuku yang pingsan. Intinya, aku dan ibuku tertinggal bus yang sedang menyebrang dari pelabuhan Bali ke Banyuwangi.
      Aku tak tahu darimana Ibuku mendapatkan modal berjualan sampai akhirnya kami hidup di Bali, saat itu ibuku belum bisu. Sampai akhirnya kutemukan ibu terkapar di dalam rumah dan tak bisa bicara lagi, saat diperiksa kedokter, dokter mengatakan saraf Spinal ibuku sudah rusak, dan dia tak akan bisa bicara, ketika ditanya apa yang terjadi sebenarnya, Ibuku tetap tak mau menjawab.
    Hidupku penuh misteri

Siapa Keluargaku?
dan Apa yang membuat Ibuku Bisu?....

ITU SEMUA MASIH MENJADI MISTERI


BERSAMBUNG


~ Ayo ikuti Ajakan Menulis Random Setiap Hari! ~

Minggu, 14 Juli 2013

Efek 3D dapat Merusak Kemampuan Penglihatan

Efek buruk mengenai keberadaan teknologi 3 dimensi (3D) terus dikemukan oleh para ilmuwan. Pasalnya dibalik kecanggihannya, gambar 3D dikabarkan mampu menimbulkan penyakit yang membahayakan.

Para peneliti dari Eidhoven University, Belanda menyimpulkan bahwa :  "Televisi 3D bisa mengacaukan fungsi kerja otak sehingga menimbulkan ketegangan pada mata, sakit kepala, dan mual."

Penelitian ini sendiri didasarkan pada survei yang dilakukan oleh 39 orang relawan. Mereka diminta membaca teks di layar TV berformat 3D dengan jarak 10 meter. Tujuh orang di antaranya merasakan mual saat membaca. Demikian juga dari segi penglihatan, terjadi penglihatan ganda dan ketegangan mata.

Dilansir melalui DailyMail, Selasa (21/12/2010), dalam riset yang dilakukan, para relawan ini diminta menonton televisi dengan dua cara. Caranya relawan harus menonton televisi 3D yang disebut aktif, dan televisi non-3D yang disebut pasif.

Penonton aktif harus memakai kacamata khusus yang di dalamnya terdapat baterai kecil. Hasilnya terjadi sinkronisasi tampilan gambar TV yang dikoneksikan melalui nirkabel. Otak penonton pun ditipu. Hasilnya gambar 3D pun sesuai dengan alam pikiran penonton.

Sementara penonton televisi pasif bergantung pada polarisasi khusus filter di TV untuk membagi gambar ke komponen mata kiri dan mata kanan. 

Untuk itulah ilmuwan menyarankan agar anak-anak di bawah usia 8 tahun tidak terlalu sering menggunakan kacamata 3D saat menonton televisi. Pasalnya otot mata anak-anak masih dalam tahap perkembangan.

Sumber: http://memantau.blogspot.com/2012/04/efek-3d-bisa-merusak-penglihatan.html

Senin, 08 Juli 2013

Pedang Tertajam

                                      ~ Pedang Tertajam ~


Dua pasang yang membungkus
Membungkus sihir, pujian, dan penghancur.
Terbungkus indah,
Tak berarti berisi keindahan yang dahsyat.

Banyak menjatuhkan semua yang bangkit.
Sedikit membangkitkan segala yang terjatuh.
Banyak menghancurkan semua yang kokoh.
Sedikit mengokohkan segala yang berserakan.

Banyak yang menusuk, sedikit yang menambal.
Banyak yang memaki, sedikit yang memuji.
Banyak yang terbuai, sedikit yang sadar.
Banyak yang buruk, sedikit yang baik.

Lidah,
Sang pedang yang tertajam
Bisa menikam, dan menjadi satu-satunya yang bisa menambal.
Menambal yang sudah ada,
Menambal lubang hati yang ada karena Lidah yang lain.